Liputan6.com, Jakarta - TNI AD membantah adanya tudingan miring terkait penyebab kecelakaan Helikopter Bell 412 EP di Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, akibat kelebihan beban.
"Jadi, saya kira kalau tidak salah 14 penumpang masih bisa, masih muat di Bell 412," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Mohamad Sabrar Fadhila di Markas TNI AD, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Menurut Fadhila, saat ini Mabes TNI bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menginvestigasi penyebab pasti kecelakaan yang menewaskan 13 personel TNI AD, termasuk di dalamnya perwira menengah.
"Saya yakin dalam waktu dekat kami akan keluarkan statement itu (hasil investigasi). Tentu kami akan berkoordinasi dengan Mabes TNI," kata jenderal bintang satu ini.
Fadhilah juga menjelaskan, penyebab jatuhnya heli itu juga bukan karena faktor cuaca. Sebab ia yakin, heli yang mengalami kecelakaan itu memiliki penangkal petir dan standar keamanan dari ancaman cuaca.
"Tentu itu sudah ada dalam spec standar yang ada," ucap dia.
HelikopterBell 412 ED buatan Amerika Serikat hasil pengadaan tahun 2012 itu jatuh di atas perkebunan Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu, 20 Maret 2016. Akibat kecelakaan tersebut, 13 personel TNI AD gugur dalam tugas.
Berikut nama-nama korban meninggal akibat helikopter jatuh di Poso:
1. Kolonel Infanteri Saiful Anwar (Komandan Korem 132/Tadulako)
2. Letnan Kolonel CPM Teddy S Prapat (Komandan POM Palu)
3. Kolonel Ontang (Badan Intelijen Negara)
4. Kolonel Heri Setiaji (Badan Intelijen Strategis)
5. Kapten CKM Yanto (Kepala Kesehatan Kodim 1307/Poso)
6. Mayor Infanteri Faqih Rasyid (Kepala Penerangan Korem 132/Tadulako, Sulteng)
7. Prajurit Dua Kiki (Ajudan Danrem)
8. Kapten Penerbang Agung (Kru Penerbang TNI AD)
9. Letnan Satu Penerbang Wirahadi (Kru Penerbang TNI AD)
10. Letnan Dua Tito (Kru Penerbang TNI AD)
11. Sersan Satu Bagus (Kru Penerbang TNI AD)
12. Sersan Dua Karmin (Kru Penerbang TNI AD)
13. Prajurit Satu Bangkit (Kru Penerbang TNI AD)
Sebanyak 13 prajurit yang gugur tersebut diberikan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.