Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kabar tragis diterima Ririn Fitri Indiryani, Senin 21 Maret 2016. Putrinya yang berusia 5 tahun, Sherly, tewas mengenaskan. Dia jatuh dari lantai 38 Apartemen Sudirman Park.
Saat itu, Ririn tengah menjemput anak majikannya di lantai dasar. Sementara sang anak yang tengah tertidur ditinggal seorang diri. Â
Selain kabar duka peristiwa jatuhnya Sherly, terdapat pula kabar ancaman dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada pihak perusahaan taksi.
Ancaman disampaikan berkait aksi perusakan oknum sopir taksi yang berdemonstrasi menolak keberadaan Uber dan Grab Car, Selasa 22 Maret 2016. Dengan tegas Ahok akan mengambil sikap bila perusahaan taksi tidak menindak oknum-oknum sopir taksi yang melakukan perusakan tersebut.
Selain itu, kabar lain adalah terkait pengungkapan praktik perbudakan yang sering kita jumpai di hampir setiap perempatan Jakarta oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
Dari pengungkapan itu kita akan dibuat terganga bagaimana para pengemis memperlakukan bayi berusia 6 bulan di tengah jalanan Ibu Kota.
Berikut rangkuman berita Metro Sepekan yang dihimpun tim Liputan6.com:
1. Kronologi Jatuhnya Bocah 5 Tahun dari Lantai 38 Sudirman Park
Seorang anak perempuan, Sherly, tewas mengenaskan. Bocah 5 tahun itu jatuh dari lantai 38 Apartemen Sudirman Park, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 13.30 WIB, Senin (21/3/2016). Bocah Sherly saat itu terjatuh dari unit milik Onu Njoko Allen Enyinna, seorang warga Nigeria yang mulai tinggal di sana sejak 2013.
Sherly adalah anak dari Ririn Fitri Indriyani, seorang pembantu rumah tangga yang bekerja untuk Obu Njoko. Biasanya, Ririn tidak pernah membawa anaknya saat bekerja. Namun, entah bagaimana dia ingin membawa anaknya bekerja.
Selengkapnya...
2. Ahok Ancam Cabut Izin Perusahaan Taksi Jika Tak Lakukan Hal Ini
Aksi demo anarkis yang dilakukan sopir taksi membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama gerah. Gubernur yang akrab disapa Ahok itu mengancam akan mencabut izin perusahaan taksi, jika mereka tidak menindak anak buahnya yang bertindak anarkis dalam demonstrasi hari ini.
Ancaman itu disampaikan Ahok melalui akun twitternya resminya, @basuki_btp.
"Seluruh perusahaan taksi yang tidak menindak oknum-oknum demo yang melakukan pengrusakan, ijin usahanya akan saya cabut," tulis Ahok di akun twitter-nya, Selasa (22/3/2016).
Sebelumnya di Balai Kota, Ahok membolehkan aksi demonstrasi dengan syarat, harus menghormati langkah penyampaian aspirasi tanpa kekerasan dan harus tertib.
Selengkapnya...
3. Eksploitasi Anak, Bayi 6 Bulan Diberi Obat Penenang Saat Mengemis
Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap sindikat eksploitasi anak di Kawasan Blok M dan sekitarnya. Dari pengungkapan ini, 4 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni NH (43)‎, I (35), ER (27), dan SM (18).
‎"Pada saat pengungkapan pertama, kita lakukan operasi di Jakarta Selatan. Dari situ kita dapat 17 anak dan 8 orang tua. Tersangka 4," kata Kepala ‎Polrestro Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat di Mapolrestro Jakarta Selatan, Jumat 25 Maret 2016.
Selain itu, lanjut Wahyu, ada 1 korban lagi, yakni bayi berusia 6 bulan. Di mana saat itu, bayi itu dibawa untuk ikut mengemis di jalan. Bayi malang itu rupanya sudah diberi obat tidur agar tenang dan tidak menangis saat mengemis di jalan.
Selengkapnya...
4. Tuti Penjaga Taman Sempat Ditakuti-takuti Sebelum Bertemu Ahok
Nama Tuti, seorang pekerja harian lepas (PHL) Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat, tiba-tiba mencuat. Dia menjadi salah satu orang yang dicari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Wanita bernama asli Maryati itu dicari bukan karena kinerjanya yang buruk. Tapi, keberaniannya menegur dan mengusir pengunjuk rasa yang merusak taman membuat Ahok penasaran.
Tuti awalnya tidak percaya dia dicari-cari Ahok beberapa hari ini. Beberapa petugas kepolisian dan pengamanan dalam Balai Kota mencarinya karena Ahok sangat ingin bertemu.
Selengkapnya...
5. Detik-Detik Menegangkan Taksi Ini Dirusak Demonstran
Pengemudi taksi Surya Gading, Agustin, membawa mobilnya ke Markas Polda Metro Jaya dan parkir tepat di depan kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Kondisi taksi biru yang dikemudikannya terlihat menyedihkan. Beberapa bagian rusak dan hancur karena menjadi bulan-bulanan demonstran sopir taksi.
Kaca depan taksi berpelat B 1705 CX itu hampir berlubang. Diduga akibat hantaman batu. Kaca di samping kursi pengemudi sudah pecah seluruhnya. Sementara itu kondisi kaca bagian belakang mobil mengalami kerusakan parah.
Ada lubang sebesar 30x20 sentimeter lengkap dengan bongkahan batu yang besarnya dua kali konblok bersarang di dalam mobil. Agustin mengatakan mobilnya "babak belur" ditimpuki para sopir taksi yang sedang berdemonstrasi menuntut pemerintah melarang operasional transportasi umum berbasis aplikasi, Selasa (22/3/2016).
Selengkapnya...
Metro Sepekan: Perbudakan di Jalanan Jakarta
Terungkap, bagaimana pengemis beroperasi di jalanan saat membawa bayi di gendongan mereka.
Advertisement