Liputan6.com, Sleman - Bagi kebanyakan orang, minyak goreng bekas pakai atau jelantah biasanya hanya dibuang sebagai limbah.
Namun, tidak bagi tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yaitu Abdul Afif Almuflih dan Khoir Eko Pamudi dari Departemen Kimia F Mipa, serta Endri Geovani dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
Baca Juga
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (29/3/2016), di tangan kreatif mereka, jelantah bisa diubah menjadi bahan bakar alternatif berupa biogasoline, untuk menggerakkan mesin sepeda motor.
Advertisement
Pembuatan biogasoline diawali dengan membuat katalisator dari campuran tanah liat dan logam kadium. Selanjutnya minyak jelantah dipanaskan dalam tanur listrik.
Uap jelantah akan mengalir melalui katalis dan berubah menjadi cairan campuran biogasoline dan biodiesel.
Menggunakan metode destilasi, kedua campuran tersebut kemudian dipisahkan. Satu liter minyak jelantah akan menghasilkan 240 mililiter biogasoline dan 180 mililiter biodiesel.
Berkat inovasi dalam penelitian ini, para mahasiswa berhasil menyabet empat penghargaan internasional.
Penghargaan itu di antaranya medali emas dari World Invention Intellectual Property Associaton, medali emas dari Indonesian Invention and Innovation Promotion Association, medali perunggu dari Malaysian Technology Expo Tahun 2016 dan special award dari Toronto International Society of Innovation and Advanced Skills Kanada.