Sukses

Helpin, Helm Pintar Bersensor Antikantuk Buatan Siswi SMA Tangsel

Sensor anti ngantuk akan mengidentifikasi bila gerakan dagu pengendara motor turun naik seperti orang mengantuk.

Liputan6.com, Jakarta - Apa jadinya bila helm yang kita pakai di dalamnya terdapat sensor antikantuk, wireless untuk komunikasi, kipas pendingin, dan sensor pengait? Helm ini tentu aman dan nyaman dipakai pengendara sepeda motor.

Helm ini ciptaan siswi kelas 1 SMA di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Helm ini diklaim sebagai helm pintar (Helpin) pertama di dunia.

Sepintas, helm ciptaan Nadia Calista, Nirel Al Hamid, dan Anggi Pradipta, sama saja seperti helm full face biasa. Namun, bila dilihat lebih teliti ke dalam helm, bagian dalamnya terdapat rangkaian kabel kecil lengkap dengan rangkaian wireless dan juga cooling fan.

"Jadi, dalam satu helm ini bisa berbagai fungsi. Seperti sensor antikantuk, sensor klik, cooling fan, dan juga wireless untuk komunikasi antara si pengemudi motor dengan yang diboncengnya," tutur Nirel salah seorang penemunya dari SMA Dharma Karya UT Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, saat ditemui di Lomba Teknologi Tepat Guna Tingkat Kota Tangsel, di Mal Teras Kota Serpong, Selasa (29/3/2016).

Nirel menjelaskan, sensor antikantuk akan mengidentifikasi bila gerakan dagunya turun naik seperti orang mengantuk. Sehingga bila gerakan kepalanya sudah terlalu sering, alarm yang dipasang di dalam helm bagian telinga, akan berbunyi kencang.

"Kalau terlalu kencang, volumenya bisa dikecilkan," kata Nirel.

Selanjutnya sensor klik. Bila pengait helm belum berbunyi 'klik' maka lampu yang dipasang tepat di atas mata bagian helm, akan menyala sampai kaitan benar-benar berbunyi klik.

Helm pintar ciptaan siswi SMA (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Helm juga dilengkapi dengan cooling fan. Sehingga, bila suhu udara di helm full face sudah sangat panas, maka kipas kecil yang biasa diaplikasikan untuk pendingin CPU komputer, akan menyala sendiri.

"Terakhir, kami juga melengkapi helm ini dengan wireless komunikasi antara pengemudi dan yang dibonceng. Jadi kalau mau ngobrol, enggak usah buka helm, cukup berkomunikasi di dalam helm saja sudah terdengar," papar Nirel yang butuh waktu 3 bulan menciptakan helm pintar ini.

Bila hujan deras, semua aplikasi canggih di helm ini dilapisi waterproof atau tahan air. Jadi tidak perlu khawatir akan korslet lantaran terkena air.

Helm ciptaan 3 siswi yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA ini menjuarai Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada Februari 2016 di Semarang. Dan pada Juli nanti, ketiga siswi berprestasi itu akan berangkat ke Thailand untuk ajang lomba teknologi tepat guna mewakili Indonesia.

"Jujur, kami masih mencari donatur untuk keberangkatan ke sana. Mudah-mudahan semua proposal yang kami ajukan diterima oleh pemda ataupun kementerian," kata Nirel.