Liputan6.com, Jakarta - Calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah mendeklarasikan diri maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI 2017. Kendati Ahok tidak menutup pintu bagi partai politik untuk memberi dukungan kepada dirinya.
Sejumlah parpol seperti Partai Nasdem dan Hanura telah menyatakan dukungan terhadap Ahok. Dukungan tanpa syarat itu diberikan meski Ahok dengan tegas mengetakan, tidak akan maju melalui jalur parpol. Lalu, apa keuntungan parpol yang mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017?
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada deal-deal politik setiap partai yang mendukung Ahok. Namun dia tak mengetahui secara pasti.
Advertisement
Berdasarkan analisanya, hanya ada satu pendekatan ilmiah yang membuat parpol-parpol itu merapat ke Ahok meski dia maju melalui jalur independen.
"Secara ilmiah itu coat-tail effect. Itu adalah efek dongkrak elektabilitas partai pada calon yang berelektabilitas tinggi. Jadi setiap calon populer, maka imbasnya akan kena pada partai pendukung," ujar Yunarto di kantornya, Jalan Cisanggiri III, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).
Coat-tail effect, kata dia, sering terjadi di Indonesia. Seperti sosok Joko Widodo yang memberikan elektabilitas pada PDI Perjuangan. Begitu pula figur Susilo Bambang Yudhoyono yang mendongkrak Partai Demokrat pada saat partai tersebut tengah dilanda banyak kasus korupsi pada 2014 lalu.
Â
Baca Juga
"Elektabilitas Partai Gerindra juga melonjak karena adanya sosok Prabowo. Jadi, partai yang akan mendukung Ahok pada pilkada nanti juga akan terkena imbasnya," papar Yunarto.
Apalagi, saat ini kepercayaan masyarakat terhadap parpol relatif menurun. Banyak pihak yang beranggapan bahwa parpol tidak menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga masyarakat cenderung lebih memilih calon independen.
Karena itu, setiap partai yang mendukung Ahok tanpa syarat akan mendapatkan penilaian positif dari masyarakat. Mereka akan beranggapan bahwa masih ada parpol yang berdiri bersama rakyat.
"Ini adalah bagian dari otokritik dari partai yang selama ini tidak dipercayai masyarakat lagi. Artinya setiap partai yang mendukung calon independen akhirnya mendapatkan limpahan persepsi positif dari masyarakat," pungkas Yunarto.