Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan sejumlah masukan terkait reshuffle kabinet jilid II.
"Kalau energi kita habis untuk bicara hal-hal yang kurang produktif, lalu larut dalam banyak masalah, maka kita tidak punya peluang untuk menjadi bangsa besar," kata Haedar usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Soal reshuffle, PP Muhammadiyah tidak mau ikut campur terlalu dalam. Haedar mengatakan hal tersebut merupakan wewenang Presiden Jokowi untuk memilih pembantunya.
Ia juga yakin pilihan Jokowi, siapa pun itu, adalah yang terbaik. Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjunjung tinggi pada kompetensi dan kemampuan seseorang dalam bekerja.
Baca Juga
"Setiap langkah-langkah kebijakan beliau itu berorientasi pada meritokrasi, pada efektivitas, lalu ada good governance," tegas Haedar.
Haedar menjelaskan, tujuan utama kedatangannya untuk mengundang Presiden Jokowi hadir dalam acara Konferensi Nasional Indonesia Berkemajuan yang akan dihelat bersamaan peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei mendatang.
"Insya Allah akan diselenggarakan pada 20 dan 21 Mei 2016 di Yogyakarta," kata Haedar.‎
Haedar menjelaskan acara tersebut akan mengundang sejumlah kepala daerah yang dianggap memberikan terobosan untuk kemajuan daerahnya dan memberikan inspirasi untuk Indonesia.
Advertisement