Sukses

Kisah Pemburu Karomah Luar Batang

Sebagian besar umat muslim di Indonesia sangat percaya karomah yang terdapat di dalam diri sohibul maqom Al Habib Husein.

Liputan6.com, Jakarta - Kun Faya Kun yang artinya: Jadi, maka jadilah. Adalah Firman Allah SWT yang tertuang dalam Qur'an Surat Yasin ayat 82 itu, memacu langkah Faisal (30) untuk mendatangi masjid Luar Batang di Penjaringan, Jakarta Utara.

Hampir setiap malam rabu di minggu ke 3 di setiap bulannya, Faisal datang bersama keluarga untuk meminta karomah lewat perantara Al Habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus.

Faisal mengatakan, Habib Husein ialah manusia spesial atau salah satu kekasih ALLAH SWT. Dia mengaku mendapatkan cerita turun temurun dari sang kakek.

Selain dikenal menyebarkan syiar Islam di Batavia yang kini dikenal Jakarta, Al Habib Husein juga dikenal penuh karomah.

Karomah dalam terminologi ulama yaitu perkara atau suatu kejadian yang amat luar biasa di luar nalar dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seorang wali Allah.

"Sebagian besar umat muslim di Indonesia sangat percaya karomah yang terdapat di dalam diri sohibul maqom tersebut yakni Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus. Ya karena itulah saya sering kemari," kata Faisal berbincang dengan Liputan6.com di Masjid Luar Batang, Jakarta Utara, Jumat (31/3/2016).

 



Warga Kayu Putih itu menuturkan, bukan hal yang aneh jika saat ini masjid Luar Batang dikunjungi banyak peziarah dari penjuru negeri atau luar negeri.

Meskipun kunjungan spiritual itu, semata-mata di dasari persoalan hajat atau permintaan. Terutama terkait persoalan hidup atau duniawi.

"Ya istilahnya kalau kita mau ngajuin proposal ke Presiden Jokowi kan kita pasti temuin ajudannya atau nggak orang yang paling deket sama Jokowi. Nah ini sama modelnya," beber Faisal.

Karena keyakinannya itu, Faisal selalu hadir setiap Selasa malam Rabu dan Kamis malam Jumat.

"Kata guru saya dan orang tua, sohibul maqom (Habib Husein) hadir di malam itu (Rabu dan malam Jumat). Ya saya yakinin itu aja," ujar Faisal.

Masjid Luar Batang terdapat di tengah kampung padat permukiman buruh dan nelayan di Penjaringan. Berada di antara gang sempit, sekitar 300 meter dari jalan utama Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Konon, masjid ini dibangun pada 1732 oleh Alhabib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus. Ia tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa, Batavia, dari Yaman, ketika wilayah Luar Batang masih berupa rawa-rawa.

Luar Batang sendiri julukan bagi sang Habib. Cerita turun-temurun menyebut saat ia wafat pada tahun 1756, Belanda melarang jenazahnya dimakamkan di wilayah itu.

Tapi saat diusung dengan kurung batang jenazah Habib Husein tak ikut. Jenazah malah didapati kembali ke kediamannya, tak jauh dari masjid.

Hampir tiga abad berlalu, sisa bangunan asli memang tak tampak lagi. Seluruh bangunan sudah dirombak total pada 1992. Kubah masjid yang semula bentuk bawang diganti dengan kubah joglo.

Sebanyak 12 tiang utama dari kayu juga dibongkar dan diganti pilar beton. Lantai kayu dan ubin diganti dengan keramik dan batu granit. Saat ini, masjid Luar Batang juga memiliki sejumlah kamar untuk para peziarah ataupun musafir yang datang atau singgah.