Sukses

Menjanjikan, Kawasan Transmigrasi Dilirik 9 Investor

Potensi kawasan transmigrasi yang cukup menjanjikan membuat investor berebut ingin melakukan pengembangan kawasan.

Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan program transmigrasi telah menyedot perhatian para investor, melihat potensi kawasan transmigrasi yang cukup menjanjikan membuat investor berebut andil melakukan pengembangan kawasan transmigrasi.

Saat ini saja, tercatat 9 investor yang telah mendaftarkan diri dan tengah menunggu kepastian karena belum mendapatkan tindaklanjut dari pemerintah.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengatakan, kemungkinan akan bertambahnya calon investor tersebut cukup besar. Pasalnya, kawasan transmigrasi memiliki potensi aktivitas perekonomian yang tinggi, terutama di bidang pertanian dan perkebunan.

“9 Investor ini masih kita pending, karena masih menunggu payung hukum. Setelah payung hukumnya jelas, baru kita tindaklanjuti apakah berhak menjadi investor atau tidak,” ujar Marwan dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (5/4) kemarin.

Hingga saat ini, terdapat 43 badan usaha yang telah berinvestasi di kawasan transmigrasi. Nilai investasi tersebut tidak sedikit, yakni mencapai Rp 15 Triliun. Keberadaan investor ini diyakini mampu berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat setempat.

“Investor - investor ini juga akan membantu memfasilitasi kebutuhan infrastruktur daerah setempat. Selain itu, peluang masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin tinggi,” jelas Marwan.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dalam hal ini, mencoba memberdayakan masyarakat dengan bermitra pada investor. Dirjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Transmigrasi (PKP2trans), Kemendes PDTT, Ratna Dewi Andriyati, mencontohkan, salah satu program tahun ini adalah membangun transmigrasi di kawasan Yubuai, Kabupaten Sumba Timur Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kawasan Yubuai berada di areal padang rumput (savanna), iklim kering, dan tanah yang kurang subur. Ini berdampak pada rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, akibat keterbatasan sumber daya alam. Pembangunan di kawasan ini diharapkan mampu memberdayakan masyarakat setempat yang bermitra dengan investor.

“PT Migro Agro Abdi adalah investor di kawasan Yubuai, sebagai pengembang komoditas sisal yang terintegrasi dengan peternakan sapi. Keberhasilan model ini nantinya, diharapkan mampu dijadikan model pengembangan selanjutnya, khususnya dalam upaya mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kemitraan dengan investor,” ujar Ratna.

 

Baca Juga

    Adapun program yang akan direalisasikan di kawasan Yubai tersebut meliputi 3 hal. Pertama, pembangunan pemukiman di lokasi Laimbaru, yakni pembangunan rumah dan penempatan transmigran sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK).

    Kedua, Pembangunan pemukiman di lokasi Latapu-Rambu, yakni pembangunan dan penempatan transmigrasn sebanyak 100 KK. Ketiga, pembangunan pemukiman di lokasi Kota Kawaw, yakni pembangunan jalan, gorong-gorong dan jembatan.

    “Melalui fasilitas infrastruktur yang akan dibangun di Tahun 2016 ini, akan dapat dinikmati oleh masyarakat yang ada dalam kawasan pemukiman transmigrasi,” jelas Ratna.

    (Adv)