Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merombak jajaran BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Dirut Jakpro Abdul Hadi dicopot dari posisinya dan digantikan Satya Heragandhi.
Apa alasan Ahok mencopot Abdul Hadi? Ayah 3 anak itu mengaku, pencopotan tersebut dilakukan agar target pembangunan kereta ringan Light Rail Transit (LRT) tercapai.
"Biar fokus LRT kita," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Baca Juga
Mantan Bupati Belitung Timur itu menargetkan, LRT yang dibangun DKI harus dapat digunakan saat Asian Games 2018. Untuk itu Jakpro harus bekerja lebih cepat.
Karena itulah Ahok memilih Gandhi yang berpengalaman di bidang perkeretaapian. "Kita butuh orang yang kerja lebih cepat," ucap dia.
Satya Heragandhi, dirut baru Jakpro adalah mantan dirut PT Sanggar Sarana Baja, perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan peralatan minyak gas, pertambangan, pembangkit listrik, dan peralatan transportasi. Sanggar Sarana Baja salah satu group dari TMT (Tiara Marga Trakindo).
"Dia (Satya Hegandhi) pernah di PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga," ujar Ahok
Mantan anggota DPR tersebut mengatakan, pergantian direksi Jakpro tak memerlukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), sebab DKI memiliki 100 persen saham di Jakpro.
Ahok juga menyatakan, dirut sebelumnya dinilai lambat dalam pekerjaan teknis karena lebih fokus pada pembentukan induk usaha atau holding company.
Jakpro menjadi anak emas Ahok karena sang gubernur melimpahkan banyak proyek kepada BUMD tersebut. Seperti proyek LRT hingga venue Asian Games.
Tak tanggung-tanggung, Ahok juga mengguyur penyertaan modal pemerintah (PMP) 2016 sebesar Rp 2,95 triliun pada Jakpro.