Sukses

VIDEO: Orangtua WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Gelar Zikir dan Doa

Menurut Sutomo ayah Bayu, hingga batas akhir penebusan hari ini, pihak perusahaan masih terus bernegosiasi dengan para penyandera.

Liputan6.com, Klaten - Zikir dan doa bersama terus digelar di rumah Bayu Oktaviyanto di Desa Mendak, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Dengan harapan nakhoda Kapal Brahma 12 yang disandera di Filipina bisa segera pulang dengan kondisi selamat.

Sementara itukeluarga makin waswas dengan kepastian terbebasnya Bayu dari tawanan gerilyawan Abu Sayyaf. Menurut Sutomo, ayah Bayu, hingga batas akhir penebusan hari ini, pihak perusahaan masih terus bernegosiasi dengan para penyandera.

"Kalau bisa dari pihak keluarga, tolong dengan sangat sama perusahaan untuk membayar atau mengadakan transaksi, biar secepat mungkin anak kita pulang bersama teman-temannya," ucap Sutomo, seperti ditayangakan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (8/4/2016).  

Di saat yang sama, pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dengan pemerintah Filipina untuk memantau pergerakan kelompok Abus Sayyaf. Informasi yang diterima, ke-10 sandera dalam kondisi baik. 

"Kan masih di undur-undur ini. Kan nego. Proses negosiasinya kita lihat hari ini. Bila proses negosiasi tidak berhasil, maka ke Filipina. Tapi diharapkan enggaklah, karena yang namanya nego kan bisa nambah-nambah waktu," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang terdiri dari unsur TNI dan polisi terus bersiap dan berlatih menghadapi kemungkinan turut terlibat dalam upaya pembebasan sandera.

Latihan gabungan PPRC berlangsung di perairan Tarakan, Kalimantan Utara. Karena letaknya yang tak jauh dari lokasi penyanderaan, lokasi ini strategis agar bisa bergerak cepat untuk membebaskan sandera.