Sukses

Jokowi: Sebelum Panama Papers, Saya Sudah Punya Sebundel Nama

Jokowi mengingatkan para pengemplang pajak bahwa 2017 akan terjadi keterbukaan perbankan internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, jauh sebelum heboh 'Panama Papers' dirinya sudah mengantongi sederet nama yang tak pernah membayar pajak.

Dalam dokumen milik firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca, yang bocor dan dikenal sebagai 'The Panama Papers' itu terdapat sederet pengusaha dan politikus Indonesia.

"Meski keduluan oleh Panama papers, tapi sebelum Panama pun saya sudah punya satu bundel nama-nama. Bapak simpan di Swiss saya tahu, bapak simpan di Singapura saya tahu," kata Jokowi di hadapan para kepala daerah, di Istana Negara‎, Jakarta, Jumat (8/4/2016).

Jokowi menegaskan, sehebat apapun seseorang menutupi kekayaannya dari kejaran pajak suatu saat akan terungkap pula. Ia pun mengingatkan kepada para pengemplang pajak pada 2017 akan terjadi keterbukaan perbankan internasional.

"Begitu sangat terbukanya dunia ini. Tapi nanti 2017-2018 dibuka total. Inilah keterbukaan mau tidak mau, siap, tidak siap harus kita hadapi," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Selain soal itu, Jokowi juga membahas tentang kondisi ekonomi global yang cenderung lemah. Perekonomian Indonesia yang kurang positif disebabkan krisis Yunani, depresiasi Yuan, dan kenaikan suku bunga The Fed.

"Sekarang kita masuk dalam integrasi antar negara yang apabila negara itu guncang, kita akan terkena imbasnya. Sebuah negara masuk angin, kita kena imbasnya," jelas Jokowi.

Jokowi juga menambahkan Indonesia juga perlu ikut dengan kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain.

"Begitu kita tolak, produk kita dipajakin 20 persen 15 persen. Artinya barang kita tidak bisa bersaing," tandas Jokowi.