Sukses

VIDEO: PPRC TNI Gencar Latihan Pembebasan Sandera

Pascapertempuran militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf, keluarga para sandera di Tanah Air semakin cemas.

Liputan6.com, Tarakan - Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI kian intensif menggelar latihan di sejumlah lokasi di Tarakan, Kalimantan Utara. Ini setelah terjadi pertempuran antara pasukan Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Basilan, Filipina Selatan, Sabtu 9 April 2016 lalu.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (11/4/2016), selain latihan, pasukan TNI juga intensif melakukan patroli di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina. Patroli dilakukan sejak 3 hari lalu menggunakan KRI Ajak.

Sementara itu, sebanyak 18 anggota pasukan elite Filipina dan 5 teroris Abu Sayyaf tewas dalam baku tembak di Desa Baguindano, Tipo Tipo, Filipina Selatan, Sabtu lalu.

Kepala militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin mengunjungi para prajurit yang terluka di rumah sakit di Zamboanga. Mereka juga memberi medali atas keberanian para prajuritnya. 

Pertempuran di Filipina Selatan membuat keluarga para sandera di Tanah Air semakin cemas. Keluarga Bayu Oktavianto, salah satu WNI yang disandera Abu Sayyaf, di Desa Mendak, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah mendesak pemerintah bekerja lebih keras membebaskan kesepuluh awak kapal pengangkut batu bara itu.

Pekan lalu seorang warga Italia Rolando Del Torchio dibebaskan. Sejumlah media asing menyebut mantan misionaris itu dibebaskan setelah membayar tebusan sebesar Rp 8,2 miliar pada kelompok teroris itu.

Tapi hingga saat ini, kelompok Abu Sayyaf masih menyandera belasan warga asing dari Belanda, Kanada, Norwegia, Malaysia dan Indonesia. Kelompok radikal ini memang kerap menculik agar memperoleh tebusan untuk membiayai aksi terorisme mereka.