Sukses

Kapolri Siap Dikoreksi Bila Kematian Siyono Ada Kejanggalan

Badrodin Haiti mengaku tak mempermasalahkan adanya hasil otopsi tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Tim forensik Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (HAM) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan autopsi terhadap jenazah terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah. Dari hasil autopsi pada Minggu 3 April 2016, didapati adanya sejumlah luka di bagian rongga dada. Luka tersebut diduga menjadi penyebab Siyono meninggal dunia.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku tak mempermasalahkan adanya hasil autopsi tersebut. Bahkan ia menghargai usaha Komnas HAM dan PP Muhammadiyah untuk mengungkap penyebab kematian Siyono.

"Saya pikir saya mengucapkan terima kasih kasus Siyono sudah dilakukan autopsi sudah ada hasilnya. Tentu kita hargai itu," ujar Badrodin di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Badrodin menganggap hasil autopsi tersebut bisa menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya terutama jajaran Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dalam menangani terduga terorisme. Namun, menurutnya pemberantasan aksi terorisme tetap terus dilakukan meskipun muncul kasus misteri kematian Siyono.

Polri, sambung Badrodin, siap untuk dikoreksi bila terjadi pelanggaran dan kekeliruan ketika menangani kasus dugaan terorisme. Termasuk dalam kasus kematian Siyono.

"Kalau toh dalam pelaksanaan upaya pemberantasan terorisme ada hal yang dianggap janggal, dianggap dicurigai ada kekeliruan, saya siap untuk bisa dikoreksi. Oleh karena itu autopsi Siyono, saya berterima kasih kita bisa tahu apa yang terjadi," ungkap Badrodin.

Sebelumnya, PP Muhammadiyah bersama tim forensik dan Komnas HAM mengumumkan hasil autopsi jenazah terduga teroris Siyono di Kantor Komnas HAM, Senin 11 April 2016 kemarin.

Komisioner Komnas HAM Siane Indriani menyebutkan, sejumlah fakta hasil autopsi yang telah dilakukan. Pertama, autopsi ini menekankan temuan sementara bahwa jenazah Siyono belum pernah diautopsi sebelumnya.

Adapun fakta berikutnya adalah kematian Siyono yang diakibatkan benda tumpul yang dibenturkan ke bagian rongga dada. "Ada patah tulang iga bagian kiri, ada lima ke bagian dalam. Luka patah sebelah kanan ada satu, ke luar," ujar dia.

Siane menambahkan, tulang dada Siyono juga dalam kondisi patah dan ke arah jantung. Luka itu yang menyebabkan kematian fatal. "Titik kematian ada di situ," ungkap Siane.