Liputan6.com, Jakarta - Penggusuran di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara dalam rangka perbaikan wajah kawasan ini ternyata dinodai kericuhan. Warga yang tergusur bersikukuh meminta ganti rugi bangunan dan melawan petugas.
Usai penggusuran tak lantas masalah selesai. Warga yang tak mendapatkan rumah susun ada yang bertahan di tengah puing gusuran hingga berdesakan di atas perahu.
Baca Juga
Di musala Al Ikhlas, salat subuh terakhir dijalani warga dalam kegamangan. Ketegangan menggelayuti warga di kampung Aquarium, Pasar Ikan dan Luar Batang akan hari penggusuran, Senin 11 April 2016.
Langit Penjaringan Jakarta Utara, belum lagi memasuki fajarnya tapi ribuan aparat gabungan, Satpol PP, polisi dan TNI sudah bersiap mengawal penertiban. Bangunan kios di Pasar Ikan akhirnya bisa dirobohkan dengan lancar.
Advertisement
Namun tidak dengan permukiman warga. Barikade ratusan warga dan puluhan ibu-ibu yang meminta penggusuran ditangguhkan berubah ricuh saat petugas mencoba memecah blokade.
Lemparan batu dan botol memaksa petugas merangsek sejumlah lorong dan melepaskan tembakan gas air mata. Warga melemparkan balik segala macam benda yang mereka temui. Kejar-kejaran tak terhindarkan, hingga terjadi insiden warga terjatuh ke Sungai Pakin.
Akhirnya 11 alat berat yang dikerahkan, meluluhlantakkan tiga zona revitalisasi.
Baca Juga
Penggusuran menyisakan warga yang bertahan di lokasi. Dengan beratap langit beralaskan seadanya, membuat warga menyambut malam dengan membuat api unggun di tengah puing.
Selain itu, hidup berdempet-dempetan di perahu juga dialami beberapa keluarga. Bahkan ada satu perahu dihuni dua hingga tiga keluarga. Bertahan di perahu dijalani warga bahkan berhari-hari setelah penggusuran.
Emosi warga masih membara. Sempat terjadi penghadangan alat berat yang diisukan akan menghancurkan jembatan penghubung Pasar Ikan dan Luar Batang, dua hari usai penggusuran.
Di tengah nestapa warga yang tergusur, para pemulung berpesta besi bekas dan barang lain yang bisa mereka jual.
Penertiban kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, sejatinya tak hanya untuk revitalisasi fisik tapi juga menyasar revitalisasi warga yang berdiam di situ.
Namun merelokasi warga lokal justru berpotensi menjauhkan pengembangan potensi wisata bahari terpadu yang hendak dikembangkan.
Pemprov DKI Jakarta di atas kertas sudah memperhitungkan berbagai aspek sosial penertiban kawasan Pasar Ikan ini. Setidaknya 4929 warga direlokasi, sebagian menempati rusun, sebagian lagi tidak.
Keelokan Museum Bahari mulai terlihat, setelah satu per satu bangunan di depannya rata dengan tanah. Museum Bahari pun kini terlihat berdiri gagah.
Pengamat tata kota mempertanyakan konsep tata ruang tempat ini ke depannya. Konsep wisata yang idealnya melibatkan masyarakat lokal yang memiliki akar sejarah untuk menghidupkan Pasar Ikan atau kampung nelayan tradisional yang akan dikembangkan.
Kenyataannya, 1.728 kepala keluarga yang sebagiannya telah tinggal puluhan tahun dipindahkan dari kawasan Pasar Ikan. Ini yang menjadi pertanyaan kemana sebenarnya arah penataan usai penggusuran.
Keterbukaan rencana penataan kawasan Pasar Ikan kedepannya sangat dinanti. Sehingga masyarakat bisa mengawal tahapan selanjutnya agar tetap bertujuan untuk kepentingan publik, bukan menguntungkan kelompok tertentu seperti pengembang yang ada disekitarnya dan mengabaikan masyarakat lokal.
Saksikan selengkapnya dalam Barometer Pekan Ini yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (16/4/2016) berikut ini.