Liputan6.com, Jakarta - Para nelayan dari Muara Angke, Jakarta telah sampai di salah satu pulau yang akan direklamasi, Pulau G. Mereka pun segera menggelar aksi simbolis penyegelan pulau tersebut.
Pantauan Liputan6.com, Minggu (17/4/2016), para nelayan tiba pukul 10.00 WIB. Mereka yang naik kapal kecil langsung mendarat dan mebawa bendera serta spanduk bertuliskan, 'Segel dan Hentikan Reklamasi Teluk Jakarta'.
Dari kapal-kapal yang mereka tumpangi, para nelayan itu harus menuju kapal tongkang lebih dulu untuk bisa merapat ke Pulau G. Selanjutnya, mereka langsung duduk bersila beralaskan pasir.
Baca Juga
Seorang ibu yang sehari-hari sebagai nelayan bahkan menguburkan kakinya di pasir sebagai wujud penolakan terhadap reklamasi.
"Turunkan Ahok, jangan cuma teori kamu. Jaring kami hancur di sini, siapa tanggung jawab," kata salah seorang nelayan pria paruh baya.
Aksi para nelayan ini terlihat tidak kompak. Mereka sempat bertengkar dengan sesamanya terkait siapa yang memegang komando dalam orasi.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik akhirnya dipilih untuk berorasi. Dalam orasinya, dia menyatakan, jika pulau G telah disegel. Dia meminta Jokowi sebagai presiden menghentikan reklamasi pantai di utara Jakarta.
"Atas tegaknya konstitusi kita dan atas dasar pemahaman kita, oleh sebab itu, 17 April 2016, tepat di Teluk Jakarta, di hadapan perkampungan Muara Angke, tepat di atas pulau palsu, Pulau G, kami nyatakan pulau ini disegel," ucap Riza.
"Hari ini juga kami minta langkah cepat pulihkan ekosistem. Kami minta presiden bersama rakyat menghentikan reklamasi."