Sukses

Menteri Anies: Tidak Ada Lagi Soal UN yang Salah dan Terlambat

Anies berharap ujian berbasis komputer dapat diterapkan di seluruh sekolah di masa yang akan datang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meyakini Ujian Nasional (UN) untuk tahun ajaran kali ini berjalan cukup baik. Tidak ada masalah yang berarti dalam pelaksanaan UN, seperti misalnya keterlambatan soal ujian ke sekolah.

"Jadi teman-teman bisa lihat, soal terlambat atau soal salah enggak ada. Jadi secara manajemen baik dan anak-anak menjalankannya dengan suasana lebih baik," kata Anies di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (17/4/2016) malam.

Anies menjelaskan, terjadi peningkatan ujian berbasis komputer pada tahun ini. Dari 107 ribu menjadi 921 ribu peserta yang mengikuti ujian ini. Meski meningkat, pihaknya tidak menemukan masalah yang berarti.

"Secara umum berjalan dengan baik. Ada satu dua masalah, tapi mayoritas itu karena problem di server sekolah-sekolah, tapi tertangani dengan baik," ujar dia.

 

Dengan demikian, ia berharap ujian berbasis komputer ini dapat diterapkan di seluruh sekolah di masa yang akan datang. "Ini baru ujian kedua kali dengan model baru. Sudah terasah. Mudah-mudahan ke depan akan lebih baik lagi," harap Anies.

UN Tak Lagi Mengerikan

Selain itu, untuk tahun ini para peserta ujian juga sudah cukup baik mempersiapkan diri menghadapi UN. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran dari peserta ujian untuk mengerjakan soal-soal UN.

"Enggak denger lagi cerita mistis, enggak ada lagi. Artinya kita sudah berhasil melakukan suatu upaya mengembalikan ujian sebagai wahana belajar," kata Anies.

Dia pun menilai, para peserta ujian sudah tidak lagi menganggap UN sebagai sesuatu hal yang mengerikan seperti terjadi beberapa tahun lalu. Para peserta ujian sudah tidak khawatir dengan UN. Apalagi ujian berbasis komputer sudah mulai diterapkan. "Ujian bukan sesuatu yang mengerikan. Tapi suatu yang normal," terang dia.

Untuk itu, mantan Rektor Universitas Paramadina ini meminta kepada seluruh siswa dan siswi untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi UN di masa yang akan datang. Yang terpenting adalah rasa percaya diri saat melaksanakan UN.

"Yang harus didorong adalah percaya diri," kata Anies.

Ia pun mengimbau peserta ujian tidak mempercayai segala macam bocoran soal yang kerap kali ditawarkan pihak-pihak tak bertanggung jawab. Sebab, yang selama ini ditemui bocoran soal beserta jawabannya malah tidak benar sehingga merugikan peserta ujian.

"Akan selalu ada orang-orang yang mengganggu yang jualan alfabet diberi nomor. Saya enggak menyebut bocoran karena kalau bocoran itu isinya benar. Ini isinya salah. Jadi itu alfabet yang dikasih nomor. Lalu dia jual. Situasi begitu akan selalu ada," jelas Anies.

"Tapi kalau percaya diri, kita akan lebih mempercayai jawaban yang kita tulis daripada alfabet yang diberi nomor dari orang," tegas dia.