Sukses

Jurus Menteri Anies Ulang Kejayaan RI 1955 di Kancah Dunia

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berharap, nama Indonesia bisa masyhur lagi di kancah dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berharap, nama Indonesia masyhur lagi di kancah dunia. Seperti saat para tokoh perintis negeri ini menggelar Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat pada 18-24 April 1955.

Saat itu pelaksanaan KAA mendapat banyak kritikan. Tidak sedikit negara yang menyangsikan jika Indonesia yang baru 10 tahun merdeka mampu mengumpulkan sejumlah negara dari 2 benua sekaligus.

‎"Tapi apa yang terjadi, pesan dari Bandung dikenang di seluruh dunia dan sampai hari ini jika ada pembangunan di Afrika, mereka selalu menyebut pesan dari Bandung," ujar Anies dalam sambutannya di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung 60 tahun lalu telah menjadi alat kerjasama perdamaian dan persatuan dunia.

Anies menjelaskan, pengalaman para delegasi negara yang hadir dalam pertemuan 61 tahun lalu itu masih membekas hingga sekarang.

"Nah kita ingin mengembalikan Indonesia dalam pantauan-pantauan radar dunia melalui pengalaman-pengalaman kita," tutur dia.‎

Karena itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan World Culture Forum (WCF) 2016. Anies berharap, lewat WCF nanti, Indonesia kembali menjadi pembicaraan dunia dalam lingkup keberagaman budayanya.

Kurang Promosi

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengatakan, WCF merupakan forum untuk merumuskan landasan kebudayaan untuk membangun dunia lebih inklusif dan lestari. Indonesia, kata Anies, memiliki banyak sekali keragaman budaya dan kearifan lokal. Namun masyarakatnya belum mampu menerjemahkan kekayaan ini untuk dikenal dunia.

"Kita berharap WCF akan menjadi ajang pertukaran gagasan dan pengalaman antar sektor, antar wilayah, dan antar generasi," tutur dia.

Bukan tanpa alasan, Indonesia yang terdiri dari bermacam suku, agama, dan bahasa mampu bersatu dalam satu kebhinekaan. Sementara di beberapa negara lain, perbedaan dan keberagaman justru menjadi sumber terciptanya konflik.

‎"Nah, itu mereka bisa menengok ke kita. Saya pernah ke UNESCO ditanya, kok Indonesia bisa begini? Hanya saja kita kurang promosi," pungkas Anies.

World Culture Forum (WCF) 2016 akan diikuti 1.500 peserta dari berbagai negara di dunia. Kegiatan ini berlangsung pada 10-14 Oktober 2016 di Nusa Dua, Bali.