Sukses

VIDEO: Sekolah Kebanjiran, Siswa SD di Sampang Tetap Sekolah

Banjir tak menghalangi siswa bersekolah karena ujian makin dekat.

Liputan6.com, Sumedang - Akibat diterjang banjir lumpur, sedikitnya 14 rumah di Desa Sindang Pakuon, Sumedang, rusak. Sejumlah rumah bahkan ambruk. Sejak Senin pagi 18 April, warga harus bekerja keras membuang lumpur setinggi sekitar 79 centimeter dari rumah mereka.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (18/4/2016), sebagian penduduk terpaksa mengungsi di tenda-tenda yang didirikan BNPB Sumedang, karena rumah rusak dan kotor.

Banjir lumpur di Desa Sindang Pakuon ini terjadi Minggu malam 17 April, akibat jebolnya tanggul Sungai Citarik. Sebelum tanggul jebol, desa ini tak pernah kebanjiran meski turun hujan lebat.

Di Sampang, Jawa Timur, banjir kiriman dari daerah utara menggenangi ratusan rumah, sekolah dan persawahan. Meski sekolah tergenang, murid-murid SD bersekolah karena khawatir tertinggal pelajaran, mengingat ujian makin dekat.

Sementara para petani terpaksa panen lebih awal, karena khawatir padi mereka makin rusak akibat terendam banjir. Padahal, mestinya padi dipanen pekan depan.

Hujan deras di hulu Sungai Lariang, membuat sungai terpanjang di Sulawesi Barat itu meluap. Akibatnya, persawahan dan permukiman di sepanjang tepi sungai, terendam setinggi 1,5 meter.

Misalnya di Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Mamuju Utara, ini menyebabkan penduduk empat dusun terisolasi untuk kedua kalinya. Sebagian warga akhirnya terpaksa mengungsi.

Banjir terparah melanda Dusun Kalindu, hingga koni tidak bisa dijangkau karena tingginya banjir.