Liputan6.com, Medan: Ratusan sopir truk pengangkut barang jurusan Medan, Sumatra Utara-Aceh, menggelar aksi mogok di menyusul banyaknya gangguan di sepanjang rute tersebut, beberapa hari terakhir. Akibatnya, ribuan koli barang elektronik dan berbagai jenis kebutuhan Lebaran, termasuk sembilan bahan kebutuhan pokok tujuan Banda Aceh, tertahan di Medan. Aksi serupa juga dilakukan para sopir bus penumpang jurusan sama yang mengakibatkan ribuan calon penumpang telantar.
Menurut keterangan yang diperoleh SCTV, gangguan itu berkaitan dengan ulang tahun Gerakan Aceh Merdeka, Selasa kemarin. Sejumlah sopir mengatakan, mereka tak berani beroperasi menyusul pembakaran dua truk tronton dan satu truk sampah oleh orang tak dikenal di kawasan Bireun, Aceh, beberapa waktu silam. Bahkan, mereka suka menebang pohon untuk merintangi jalan agar arus lalu lintas terhambat. Selanjutnya, kendaraan dirampas dan dibakar serta isinya dijarah. Kejadian serupa sempat terjadi beberapa bulan sebelumnya. Saat itu, para sopir mogok lantaran mengeluhkan tindakan sekelompok orang yang melakukan pungutan liar di sepanjang perjalanan menuju Tanah Rencong [baca: Sopir Bus Medan-Aceh Mogok].
Sejumlah pengusaha angkutan barang mengatakan, sejak Senin silam, mereka tak lagi menerima order untuk jurusan Banda Aceh. Menurut mereka, barang serta kebutuhan Lebaran yang kini masih tertahan, baru dapat dikirimkan pada 6 Desember. Selain menghambat arus pengiriman barang, gangguan keamanan itu juga telah merugikan para pedagang dan grosir barang di Medan. Mereka mengeluhkan omzet dagangannya yang menurun akibat konsumen dari Aceh tak datang. Padahal, pembeli dari Aceh termasuk konsumen terbesar di Medan.(DEN/Chaerul Dharma dan Cuk Arbianto)
Menurut keterangan yang diperoleh SCTV, gangguan itu berkaitan dengan ulang tahun Gerakan Aceh Merdeka, Selasa kemarin. Sejumlah sopir mengatakan, mereka tak berani beroperasi menyusul pembakaran dua truk tronton dan satu truk sampah oleh orang tak dikenal di kawasan Bireun, Aceh, beberapa waktu silam. Bahkan, mereka suka menebang pohon untuk merintangi jalan agar arus lalu lintas terhambat. Selanjutnya, kendaraan dirampas dan dibakar serta isinya dijarah. Kejadian serupa sempat terjadi beberapa bulan sebelumnya. Saat itu, para sopir mogok lantaran mengeluhkan tindakan sekelompok orang yang melakukan pungutan liar di sepanjang perjalanan menuju Tanah Rencong [baca: Sopir Bus Medan-Aceh Mogok].
Sejumlah pengusaha angkutan barang mengatakan, sejak Senin silam, mereka tak lagi menerima order untuk jurusan Banda Aceh. Menurut mereka, barang serta kebutuhan Lebaran yang kini masih tertahan, baru dapat dikirimkan pada 6 Desember. Selain menghambat arus pengiriman barang, gangguan keamanan itu juga telah merugikan para pedagang dan grosir barang di Medan. Mereka mengeluhkan omzet dagangannya yang menurun akibat konsumen dari Aceh tak datang. Padahal, pembeli dari Aceh termasuk konsumen terbesar di Medan.(DEN/Chaerul Dharma dan Cuk Arbianto)