Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan tidak mengetahui dugaan adanya pertemuan antara anggota DPRD DKI Mohamad Sanusi, Ketua Balegda DPRD DKI M Taufik, dan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi di kediaman bos Agung Sedayu Group Sugiyanto Kusuma atau Aguan.
Menurut Ahok, jika pun pertemuan tersebut benar, anggota DPRD itu pasti tidak mungkin memberitahukan kepada dirinya. Sebab, antara DPRD dan Ahok sering terjadi perseteruan.
"Mereka mana berani kasih tahu aku sih. Kalau dikasih tahu mah rusak, mana berani sih DPRD kasak-kusuk kasih tahu aku," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (20/4/2016).
"Cari anggaran saja sudah berantem. Kalian pikir aku sama DPRD lagi main sinetron? Ini berantem beneran ini," kata dia.
Baca Juga
Ahok pun mencontohkan perseteruan antara Pemprov dan DPRD DKI saat penyusunan APBD 2015 lalu. Ini menunjukkan perseteruan ini bukan sandiwara.
"Dia (DPRD) kirim ke Mendagri, menyatakan APBD saya palsu, yang mereka asli. Terus punya mereka semua diparafin per lembar. Dan yang punya mereka ada UPS, ada scanner, yang jelas-jelas korupsi," kata dia.
Contoh lain saat Ahok bertemu Sanusi untuk sekadar makan, tidak mungkin anggota DPRD itu mengakui menerima suap dari pengusaha. "Mana berani. Sanusi kalau ketemu sama saya makan, mana berani ngomong 'gue dapat uang dari bos ini, bos ini'. Mau gue rekam?" pungkas Ahok tertawa.