Liputan6.com, Jakarta - Harap maklum jika tiba-tiba ada orang tak dikenal menghampiri saat Anda memarkir kendaraan di depan kafe, kosan teman, saudara, atau kolega di kawasan Tamansari, Jakarta Barat.
Dengan senyum terpaksa dan tatap mata meminta, mereka pantang beranjak kalau Anda belum mengeluarkan uang untuk ongkos parkir yang seharusnya tak Anda bayar.
Tidak hanya di Tamansari, Mangga Besar, Pangeran Jayakarta, Beos, Kota Tua, Glodok, dan kawasan sekitarnya juga marak juru parkir liar. Bahkan, parkir liar ini ikut menyumbang kemacetan di Jakarta.
Kapolsek Metro Tamansari Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Hermanto mengatakan, mereka kewalahan dengan maraknya parkir liar. Bak jamur, hari ini hilang karena penertiban, besok pagi muncul.
"Banyak parkir liar dan juga pungutan liar, titik-titik rawan yakni di kawasan Kota Tua, Mangga Besar dan Beos," ujar Hermanto di Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Hermanto mengatakan, meski terkesan sepele dan hanya beberapa ribu rupiah, namun berdampak besar bagi mental para juru parkir liar.
Bahkan, kata dia, parkir liar dan pungutan liar berdampak negatif terhadap keamanan. Di antaranya menyebabkan kemacetan, keributan, dan juga membuat situasi Kamtibmas menjadi tak kondusif.
"Kawasan rawan pungli dan parkir liar dapat menimbulkan kemacetan yang panjang. Terjadi juga keributan antara warga dan oknum-oknum yang bermain terkait permasalahan ini," ucap Hermanto.
Dia mencontohkan, di kawasan Kota Tua ada pengunjung yang dipukul juru parkir liar, lantaran tak memberikan uang parkir.
Baca Juga
Masalah serupa tengah marak terjadi di wilayah hukum Polsek Metro Tamansari. Karena itu, Hermanto berjanji bakal menangkap para pemalak itu.
"Minggu ini kami akan konsepkan diadakannya pos mobile. Ada 2 pos mobile yang ditaruh di lokasi rawan pungli dan parkir liar itu," kata dia.
Hermanto menjelaskan, selain mendirikan pos mobile, pihaknya juga membuat pos beranting dengan skala pasukan yang berjumlah besar.
Menurut dia, ada 30 personel diterjunkan untuk mengatasi pungli, parkir liar, kemacetan, dan tindak kejahatan di lokasi-lokasi tersebut.
"Pos beranting ini seperti estafet, nanti bergantian anggota dari pos satu ke pos dua. Ada empat mobil patroli juga yang kami siapkan," jelas Hermanto.
Sementara, dari pantuan Liputan6.com Kamis siang, beberapa kawasan tersebut masih sepi. Namun, siang hingga malam hari kawasan ini tidak tertib.
Parkir sembarangan, menggunakan badan jalan untuk berdagang, dan sejumlah pengamen berdatangan. Setiap 10 menit, hampir ada tiga pengamen, yang tidak jarang dari mereka memalak warga jika tidak memberikan uang.