Sukses

Mutilasi Ibu Hamil di Tangerang Kalah Sadis Dibanding Kasus Ini

Kriminolog mengatakan, ibu hamil di Tangerang hanya dimutilasi dalam 5-7 potongan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu hamil tujuh bulan yang teridentifikasi sebagai Nur Astiyah (34) atau Nuri tewas termutilasi. Dia dimutilasi oleh pasangannya di rumah kontrakan mereka.

Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meilala, menilai kasus mutilasi yang terjadi Rabu 13 April 2016, masih kalah sadis dibanding kasus mutilasi yang terjadi pada 1976.

"Ada jasad seseorang di jembatan Thamrin, cacahan uncountable (tak terhitung). Kalau sekarang (mutilasi Nuri) potongan, dipotong 5-7. Sekarang kurang sadis dibanding yang terjadi dulu pada 1976," kata Adrianus di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu 20 April 2016.

Dia menjelaskan, sudah terjadi 50 kasus mutilasi dalam 2 dekade terakhir. Terdapat 2 motif yang mendasari mutilasi. Pertama, niat pelaku agar tidak perlu kabur ketika membunuh korban.

"Hal kedua, kita bicara gangguan jiwa. Kalau kembali pada data, tidak ada kasus di Indonesia yang terjadi karena gangguan jiwa. Jadi yang terjadi dilakukan karena orang dekat dan bernuansa ada fungsi bahwa pelaku tidak usah lari," papar Komisioner Ombudsman ini.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan, Agus diduga memotong satu per satu bagian tubuh Nuri dengan sebilah gergaji. Hal tersebut terlihat dari bekas luka potongan yang rapi di setiap bagian sendi.

"Kalau korban meninggal, jelas karena mutilasi. Kedua tangan dan kakinya dipotong, tetapi kepala korban masih utuh, menyatu dengan badan. Diduga pelaku memakai gergaji karena bekas luka rapi," jelas Musyafak ketika berbincang dengan Liputan6.com, Senin 18 April 2016.

Warga Jalan Haji Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, sebelumnya digegerkan dengan penemuan mayat tak utuh di sebuah kamar kontrakan. Jasad tersebut berjenis kelamin wanita dan nahasnya lagi diketahui tengah hamil tua. Beberapa bagian tubuhnya ditemukan terpisah.

Pembunuhan disertai mutilasi ini terungkap setelah seorang warga mencium bau tidak sedap dari kontrakan korban dan melaporkan hal itu ke polisi, Rabu 13 April 2016. Polisi menduga kuat pemutilasi adalah Agus alias Kusmayadi.