Liputan6.com, Jakarta - "Indonesia adalah mitra kunci dan strategis bagi Uni Eropa." Demikian disampaikan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kantor Komisi Eropa di Brussels, Kamis 21 April 2016.
Jokowi dan Presiden Komisi Eropa menyambut baik telah diselesaikananya Scoping Papers yang menjadi dasar Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Dengan begitu diharapkan negoisasi dapat segera dimulai.
Jokowi menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia dimana pada triwulan terakhir tahun 2015 mencapai pertumbuhan 5,04 persen. Mendengar itu, Presiden Komisi Eropa mengomentarinya sebagai pertumbuhan di atas Eurozone.
Advertisement
Jokowi harapkan FLEGT Licence dapat segera diterapkan. Ia juga menyampaikan kekhawatiran atas diskriminasi dan kampanye hitam atas CPO Indonesia. Jokowi menekankan "sustainability" adalah prioritas Indonesia.
Jokowi dan Presiden Komisi Eropa juga membahas isu krisis pengungsi yang dihadapi oleh Eropa saat ini. Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya mengatasi akar masalah isu migrasi ini.
Dalam pertemuan bilateral ini, Jokowi didampingi Menteri Koorinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk UE Yuri O Thamrin serta Direktur Kerjasama Intra-Kawasan Amerika Eropa Dewi Tobing.
Â
Baca Juga
Pernyataan Pers Bersama
Setelah pertemuan bilateral usai, dilanjutkan pernyataan pers bersama. Jokowi menyampaikan bahwa hari ini Indonesia dan Uni Eropa telah mengambil satu langkah maju.
"Pembahasan scoping papers mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang sempat terhenti bertahun-tahun, akhirnya dapat diselesaikan pada hari ini," kata Jokowi seperti dalam keterangan tertulis, Jumat (22/4/2016).
Jokowi menyatakan Scoping Papers ini akan menjadi dasar bagi negosiasi CEPA. Sehingga ia berharap negosiasi dapat segera dilakukan.
Jokowi juga menekankan kesiapan Indonesia untuk segera melakukan negosiasi CEPA sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menjadikan ekonomi Indonesia terbuka dan kompetitif.
"Dalam pertemuan saya dengan Kanselir Merkel dan PM Cameron minggu ini, keduanya juga telah memberikan komitmen agar negosiasi Indonesia-UE CEPA segera dimulai", ujar Jokowi.
Bagi Jokowi, CEPA akan memperkuat perekonomian Indonesia dan negara-negara Uni Eropa yang kuat akan memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk Indonesia. Dalam kaitan ini Jokowi berharap Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Jokowi juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa diharapkan kiranya FLEGT Licence dapat segera diberlakukan sebagai bentuk penghargaan bagi perdagangan kayu yang legal dan berkelanjutan
Dalam pernyataan persnya, Jokowi menjelaskan bahwa dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa dibahas pula beberapa tantangan yang dihadapi dunia saat ini, antara lain pemberantasan ekstremisme dan terorisme.
Jokowi menyampaikan Indonesia merupakan cerminan bahwa Islam, demokrasi dan toleransi dapat berjalan seiring. Sebagai negara Muslim terbesar dan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk bekerjasama dengan Uni Eropa mewujudkan dunia yang damai, demokratis dan toleran.