Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak ‎Sri Rahayu menyatakan, Presiden Sukarno memberi penghargaan tinggi bagi perempuan sebagai warga negara dan perannya dalam mendukung perjuangan pergerakan kemerdekaan maupun pasca Indonesia Merdeka.
Hal ini antara lain dituangkan dalam buku Sarinah yang terbit 1947, di mana Presiden Sukarno mendorong keikutsertaan perempuan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Baca Juga
"Presiden Sukarno mengeluarkan Keppres Nomor 108 tahun 1964, Negara memberi gelar Pahlawan pada Kartini yang perjuangannya untuk bangsa Indonesia umumnya dan perempuan khususnya," kata Sri Rahayu di Jakarta, Jumat (22/4/2016).
Advertisement
PDIP, kata dia, menganggap pemikiran dan perjuangan Kartini relevan untuk diperjuangkan. Perempuan saat itu tidak boleh bekerja, dinikahkan secara paksa dan usia dini dan meninggal saat melahirkan.
Â
Baca Juga
"Sekarang ini angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu salah satu agenda PDI Perjuangan adalah memperjuangan perbaikan kesehatan bagi perempuan dan rakyat umumnya," ujar dia.
Untuk itu, Sri menuturkan, PDIP memberikan kesempatan perempuan seluas-seluasnya berkiprah di masyarakat atau di publik melalui partai politik baik dalam struktur legislatif maupun eksekutif atau 3 pilar partai.
"Hal itu diamanatkan dalam AD/ART pasal 20, dan Pasal 101 hasil Kongres IV 2015. Sinergi kerja sama 3 pilar penting dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat sehingga cita-cita Pembukaan UUD 1945 menjadi keniscayaan. Kini kesempatan telah terbuka, perempuan harus percaya diri, ulet, mandiri, bermental kuat, tidak patah semangat, sehingga tidak terpengaruh untuk korupsi," papar dia.
Sri mengungkapkan, dalam memperingati Hari Kartini 2016, DPP PDI Perjuangan menegaskan kembali target kerja sinergi 3 pilar Partai.
"‎Melakukan langkah strategis dalam mengurangi angka Kematian ibu melahirkan. ‎Melaksanakan pencegahan perkawinan usia dini, ‎meningkatkan produktivitas kualitas dan kuantitas kerajinan rakyat khususnya yang dibuat kaum perempuan. Melanjutkan peningkatan budi daya tanaman pangan lokal," Sri menandaskan.