Liputan6.com, Wonosobo - Dulu, 80 persen warga Desa Tracap, Kaliwiro, Wonosobo, Jawa Tengah dan sekitarnya merantau sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Salah satu di antara mereka ialah Maizidah Salas.
Sejak 1996, selama 6 tahun, Salas jadi TKI di Korea Selatan dan Hongkong. Pahit getir kehidupan justru memicu empati Salas.
Dengan pengalaman berorganisasi saat jadi buruh di Hongkong, tahun 2011 Salas mendirikan Kampung Migran di kampung halamannya. Tujuannya, membuat warga setempat lebih mandiri.
Advertisement
Salas menyelenggarakan koperasi simpan pinjam dan sejumlah usaha kecil, seperti beternak kambing yang bisa dilakukan bersama. Dengan Kampung Migran, para mantan TKI punya pilihan. Minat warga setempat jadi TKI turun drastis.Â
Baca Juga
Kegiatan ibu dua anak itu jelas mengurangi rezeki para calo dan mafia tenaga kerja setempat. Datanglah berbagai ancaman.
Sepulang ke Tanah Air Salas sempat menyelesaikan pendidikan di bidang hukum. Dengan gigih Salas kini jadi pembela rekan-rekannya yang terbelit kasus hukum.
Salas mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak para buruh migran. Dalam usia 40 tahun, Salas yang dulu korban kini mampu punya cita-cita untuk sesamanya.
Saksikan kisah perjuangan Maizidah Salas selengkapnya dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (24/4/2016), di bawah ini.