Liputan6.com, Jakarta - Pria tanpa identitas ditembak mati anggota Unit Intelijen Polsek Poso Pesisir Selatan. Pria tersebut hendak membacok polisi dengan parang dan mengeluarkan bom rakitan berbentuk pipa. Polri menduga pria itu anggota kelompok radikal Santoso.
"Diduga tergabung dalam kelompok Santoso," kata Kepala Bagian Penerangan Hukum Polri Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/4/2016).
Dia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima Satgas Tinombala, ada 4 orang lainnya yang bersama pria tersebut pada Minggu 24 April 2015 malam. Namun, keempatnya melarikan diri usai mengetahui rekannya berhasil dilumpuhkan polisi.
"Sementara informasi yang kita dapat, sebetulnya ada 5 orang. Yang 4 lainnya melarikan diri," ujar Agus.
Setelah melumpuhkan 1 terduga anggota Santoso, lanjut dia, Tim Tinombala melakukan pengejaran terhadap keempat pelaku. Namun hasilnya nihil. Keempat pria yang diduga kelompok Santoso itu berhasil kabur dalam gelapnya malam.
"Karena peristiwanya malam hari, mungkin teman-teman satgas kesulitan melakukan proses pengejaran atau penangkapan lebih lanjut," Agus menjelaskan.
Baca Juga
Saat ini, jenazah pria tak dikenal itu disemayamkan di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palu demi kepentingan identifikasi. "Sudah dilakukan pemeriksaan di RS Bhayangkara Palu, kita menununggu hasil analisis identifikasi korban," kata Agus.
Sebelumnya, seorang pria tak dikenal ditembak mati karena hendak membacok polisi dengan parang, di Poso Pesisir Selatan, pukul 18.30 Wita, Minggu 24 April 2016. Tak hanya mengangkat parang, pria tersebut juga hendak mengeluarkan bom rakitan berbentuk pipa. Peristiwa ini bermula dari kecurigaan aparat melihat pria tersebut wara-wiri di depan indekosnya.
"Pukul 18.30, anggota Intel Polsek Poso Pesisir Selatan Brigadir Ardi melihat orang tidak dikenal melintas di depan kosnya di Desa Patiunga Lorong Gereja. Merasa curiga, Brigadir Ardi mengajak rekannya yang piket Brigadir Warno untuk ikut mengecek orang tersebut," jelas Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Dia menjelaskan pria tersebut mengayunkan parang sambil berteriak 'Allahu Akbar' saat ditanyai hendak ke mana oleh aparat. Tangannya pun dengan cepat merogoh tasnya. Melihat gerak-gerik tersebut, Brigadir Warno melepaskan tembakan terukur dan terarah ke pria tak dikenal itu.
"Saat di depan Lorong Kuburan, Bripda Ardi dan Brigadir Warno melihat 1 pria sedang berjalan dan langsung bertanya 'Pak dari mana?' serentak pria tersebut mencabut parangnya dan berteriak 'Allahu Akbar' dan merogoh tasnya. Serentak Brigadir Warno memberi peringatan dan menembak hingga pria itu tewas di tempat," terang Badrodin.
Setelah itu, lanjut dia, aparat Polsek Poso Pesisir Selatan melakukan penyisiran di wilayahnya dan pengejaran untuk mengantisipasi penyusup serupa. Aparat pun menutup jalan-jalan yang diketahui menjadi rute kabur anggota kelompok radikal. Dari hasil penggeledahan jasad pelaku, polisi mendapati sebuah bom pipa, parang dan bahan peledak.
"Setelah hal itu terjadi, aparat melaksanakan penyisiran dan pengejaran dan penutupan jalur yang diduga jalur pelolosan (kelpok radikal). Pos-pos polisi sekat Ganti Madi, Padalembara dan Tabalu mengadakan penutupan jalan," tutur Badrodin.