Sukses

Cerita Siswi SMA Kota Bogor Jadi PSK 'Putih Abu-abu'

Mulai dari ditinggal pacar sampai dengan kebutuhan hidup

Liputan6.com, Bogor - Praktik prostitusi yang melibatkan siswi SMA di Bogor menjadi buah bibir di tengah masyarakat Bogor. Ada yang terang-terangan ada pula yang menutup rapat 'sambilan'-nya itu. Berbagai alasan para siswi berseragam putih abu-abu ini terjebak menjadi pekerja seks komersil.

Seperti yang dilakoni seorang pelajar SMK di Kota Bogor, sebut saja Dewi. Remaja bertubuh sintal ini sudah terjun menggeluti dunia gelap sejak ia duduk di bangku kelas 1 SMK.

Kecewa kepada pacar menjadi alasan dia nekat terjun ke dunia hitam. Saat berpacaran, ia yang kala itu masih duduk di bangku kelas 3 SMP, beberapa kali melakukan hubungan layaknya suami-istri. Seiring waktu ia dicampakkan begitu saja oleh sang pacar.

Ibarat nasi sudah menjadi bubur, ia beranggapan dirinya sudah tidak lagi perawan sehingga bisa melakukan hubungan seks dengan siapa saja. Baginya yang paling penting libidonya bisa tersalurkan disamping mendapat uang.

"Enggak sering juga sih. Kalau lagi pengin (berhubungan) saja," ujar Dewi yang kini masih duduk di bangku kelas 2 SMK swasta.

Setiap beroperasi, Dewi tidak pernah menggunakan jasa muncikari. Namun, informasi dari mulut ke mulut dari pelanggan yang pernah berkencan dengannya jadi jalan mencari pelanggan baru.

"Biasanya dia (calon pelanggan) dapat nomor dari teman yang pernah make (berhubungan seks) gue," kata dia.

2 dari 2 halaman

Tarif

Setelah sepakat, dan harganya pun cocok, lantas keduanya mengatur waktu untuk melakukan kencan. Dewi mematok tarif Rp 250-Rp 300 ribu untuk sekali kencan dengan durasi waktu 1 sampai 2 jam.

Senada dengan Dewi, Fanny pun menuturkan alasan serupa dirinya terjun ke lubang prostitusi.

"Awalnya suka antar teman kalau lagi ada yang ngajak gituan. Lama-lama jadi ikut-ikutan," ujar Fanny.
Ilustrasi prostitusi Namun, ada alasan lain mengapa Fanny terjun sebagai pekerja seks, yaitu kebutuhan gaya hidup. Soal jam kerja, dia menggunakan waktu pulang sekolahnya untuk menjadi pekerja seks.

"Biasanya usai pulang. Paling malam sampai jam 9 malam," tutur dia.

Sementara itu, Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman tidak menampik jika pelajar di Kota Bogor ada yang nyambi sebagai PSK. Akan tetapi, tidak mudah untuk membongkar jaringan mereka karena tertutup dan terselubung.

"Kalau yang mangkal mudah kami tindak, tapi yang terselubung butuh waktu karena harus diselidiki dulu kebenarannya. Kalau dapet info tolong beritahu kami," kata dia.

Namun demikian, pihaknya berjanji akan meminta Satpol PP untuk rutin melakukan razia ke hotel-hotel disinyalir menjadi tempat prostitusi.

Selain hotel, kosan juga akan menjadi target operasi penyakit masyarakat. Karena ada kecenderungan kosan juga dijadikan tempat kumpul kebo hingga prostitusi di kalangan pelajar hingga dewasa.

"Soal kosan kami sedang rancang aturan lewat perda. Jadi kosan tidak boleh bercampur pria dan wanita. Apalagi tinggal satu kamar antara laki dan perempuan," terang Usmar.