Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar dipastikan akan tetap menggelar musyawarah luar biasa atau munaslub di Bali 23-25 Mei nanti.
Sejumlah kandidat ketua umum yang akan bersaing di munaslub pun terus menggalang dukungan agar terpilih nantinya.
Tim sukses calon ketua umum Partai Golkar Aziz Syamsuddin optimistis jagoannya akan terpilih dalam munaslub nanti.
Advertisement
“Kita sudah kunjungan ke 34 DPD Golkar di 34 provinsi. Dalam kunjungan itu, para kader DPD maupun DPD tingkat II mendorong Aziz maju dalam Munas nanti,” ujar tim sukses Aziz Syamsuddin, Bowo Sidik Pangarso, di Jakarta, Rabu 27 April 2016.
Baca Juga
Bowo menyatakan, alasan lain yang membuat dia yakin adalah popularitas Aziz terus meningkat dibanding calon ketua lainnya. Dia menyebut hasil poling sebuah media online, hariannegeri.com periode 22 Maret hingga 20 April menyatakan Aziz caketum Golkar paling populer.
Dalam survei ini tingkat popularitas Aziz Syamsuddin mencapai 26 persen. Di bawahnya ada Ade Komarudin (21 persen), Setya Novanto (20 persen), Idrus Marham (11 persen), Sahrul Yasin Linpo (10 persen), Mahyudin (6 persen) dan Erlangga Hartato (6 persen)
Rapat Pleno
Partai Golkar tetap akan mengadakan rapat pleno jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 23-25 Mei mendatang.
Rapat pleno tersebut akan dilaksanakan Kamis 28 April 2016.
"DPP Golkar konsisten Munaslub 23 Mei di Bali. Mudah-mudahan ini momentum yang tepat rekonsiliasi sesuai dengan tujuan munaslub itu," ujar Ade Komaruddin atau Akom di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu 27 April 2016.
Meski ada suara yang berpendapat munaslub tidak perlu, Akom menegaskan itu hanya pendapat dan ia pun juga turut mendengarkan pendapat tersebut.
"Kita ikuti putusan. Itu patokan saya. Kalau sudah keputusan saya patuh," papar Akom.
Soal mahar caketum Rp 5 sampai Rp 10 miliar, Ketua DPR ini menuturkan tidak pernah mendengar kabar lagi.
"Tunggu keputusan pleno. Kalau putusan pleno apapun kita harus terima," ujar dia.
Dia akan mengikuti apapun keputusan rapat pleno.
"Keputusan apapun dari Partai Golkar secara bersama-sama pasti lebih baik, pasti itu untuk kebaikan partai bukan untuk menghancurkan partai," pungkas Akom.