Liputan6.com, Bogor - Seorang perempuan asal Ciamis, Jawa Barat berhasil menyelesaikan kuliah dengan predikat cum laude saat bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong.
Begitu pulang ke Tanah Air tiga tahun lalu, ia menyediakan beasiswa untuk ratusan anak dan memberikan pendampingan berikut modal bagi para petani di desanya.
Baca Juga
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (28/4/2016), motor penggerak perubahan di Kampung Cigelap, Bogor ini adalah Heni Sri Sundani, mantan TKI sekaligus salah satu kandidat penerima Liputan 6 Award 2016.
Advertisement
"Kami ingin keluarga petani ini bisa hidup dengan lebih layak dan lebih baik. Mereka bisa mengakses kepada kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, sehingga mereka bisa hidup lebih baik dan bisa memutus mata rantai kemiskinan dalam keluarganya. Caranya yaitu satu, dengan pendidikan," kata Heni.
Baca Juga
Ketika kecil, Heni bercita-cita ingin menjadi guru. Untuk ke sekoah, putri buruh tani ini harus berjalan satu jam menembus hutan.
Tahun 2005, Heni memutuskan meninggalkan Indonesia untuk bekerja sebagai TKI di Hong Kong.
"Ini keputusan besar yang ditentang semua orang. Tapi saya berpikir bahwa ketika saya tidak berhasil keluar dari rantai kemiskinan ini, maka tidak ada yang pernah bisa keluar dari sini. Saya realistis memikirkan bagaimana keuangan keluarga saya."
"Jangankan untuk menyekolahkan saya, untuk makan saja susah," lanjut dia.
Sambil bekerja sebagai pembantu rumah tangga, Heni kuliah jarak jauh dengan mengambil diploma tiga atau D3, jurusan informatika.
Belum puas, Heni melanjutkan kuliahnya di Jurusan Manajemen Saint Mary University Hong Kong. Hasilnya Heni lulus dengan predikat cum laude.
Beberapa tahun lalu suasana Kampung Cigelap sangat berbeda. Para warganya umumnya hidup dalam kemiskinan dan banyak anak mereka yang putus sekolah, bahkan menikah di usia dini.
Setelah 6 tahun bekerja di Hong Kong, Heni pun memutuskan untuk pulang ke kampung halamannnya. Saat melihat kondisi desanya yang belum beranjak maju, ia pun terpanggil melakukan sebuah perubahan.
Sekarang komunitas gerakan Anak Petani Cerdas telah mampu memberi beasiswa bagi tiga ratusan anak di 10 Kabupaten di Jawa Barat.
"Ketika pertama kali bertemu anak-anak, cita-citanya mau jadi apa, semuanya pada diam. Tapi sekarang mereka bilang, 'ibu aku mau jadi Presiden, aku mau jadi arsitek'. Itu suatu kebahagiaan tersendiri buat saya," ungkap Heni.