Sukses

Mendagri Tagih Alasan Rustam Mundur sebagai Wali Kota Jakut

Dengan memberikan alasan, maka Rustam Effendi akan terhindar dari spekulasi negatif yang bakal berkembang dari masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Rustam Effendi resmi mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara pada Senin 25 April lalu, setelah sempat berdebat panas dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketegangan terjadi lantaran Rustam dituding Ahok pro dengan bakal calon Gubernur DKI Yusril Ihza Mahendra.

Mundurnya Rustam mendapat respons dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Politisi PDI Perjuangan itu pun menagih alasan Rustam mengundurkan diri dari jabatannya.

"Kalau dia mundur tanpa sebab, atau dia mundur sebagai pejabat publik, apalagi pejabat daerah yang harus menyampaikan secara terbuka, saya tanya mundur alasannya apa?" kata Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/4/2016).


Menurut dia, dengan memberikan alasan, maka Rustam Effendi akan terhindar dari spekulasi negatif yang bakal berkembang dari masyarakat. "Sehingga tidak timbulkan berbagai spekulasi-spekulasi ada apa," tutur dia.

Pada Jumat 22 April lalu, Ahok menegur Rustam dalam rapat penanganan banjir di Balai Kota Jakarta. Mulanya, Ahok mendengar laporan jajaran Dinas Tata Air yang mengeluhkan kesulitan menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol, Penjaringan, karena banyaknya permukiman liar.

Mendengar keluhan Dinas Tata Air, Ahok langsung menegur Rustam yang lambat melakukan penertiban. Padahal, perintah untuk melakukan normalisasi saluran air di kolong Tol Ancol sudah diberikan sejak tahun lalu.

"Duh Pak Wali Kota ini, saya selalu bilang begini Pak Wali, kalau saya suruh usir orang itu wah ngelesnya. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini," ujar Ahok.

Kemudian, pada 25 April, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika menyatakan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan wali kota. ‎

Video Terkini