Liputan6.com, Jakarta - Permukaan tanah di Jakarta Utara akan lebih rendah dari permukaan laut pada 2030 mendatang. Tanggul laut raksasa dibuat untuk menghindari Jakarta Utara tenggelam.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (28/4/2016), pemerintah memutuskan untuk membangun tanggul laut raksasa yang diintegrasikan dengan proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta.
Baca Juga
Proyek ini diharapkan mampu mengatasi masalah penyediaan air bersih dan pengendalian banjir.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi ini membuat seluruh wilayah Jakarta Utara terancam tenggelam. Sehingga dibutuhkan rekayasa lingkungan agar tidak terjadi banjir.
Pengamat tata air dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mendukung rencana tersebut karena penurunan tanah tidak bisa dihindarkan.
"Kita harus menurunkan muka air laut di Teluk Jakarta, biar 13 sungai ini bisa mengalir lancar ke Teluk Jakarta sehingga tidak menimbulkan banjir atau genangan besar. Cara satu-satunya adalah dibikin tanggul, tanggul yang disebut Giant Sea Wall, lalu air dalam tanggulnya kita pompakan ke laut," jelas dia.
Kondisi ini diperparah dengan melelehnya es di Kutub Selatan dan Utara akibat pemanasan global, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut.
Dengan proyek tanggul raksasa ini, reklamasi 17 pulau akan dilanjutkan. Sebelumnya proyek ini dipermasalahkan karena dinilai merusak lingkungan seperti pendangkalan muara sungai, berkurangnya biota laut dan nelayan yang harus berlayar lebih jauh untuk menangkap ikan.
Presiden sudah memerintahkan Bapenas membuat kajian agar persoalan tersebut tidak terjadi dalam proyek tanggul laut raksasa ini.