Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesan berantai yang menyebutkan bahwa koran Suara Karya sudah tutup menyebar dengan cepat, Kamis petang. Bahkan, sejumlah karyawan Suara Karya disebut membenarkan kabar mengagetkan tersebut. Sebagian lagi mengatakan kalau koran ini akan terbit terakhir kalinya pada 2 Mei 2016.
Namun, kabar itu dibantah Pemimpin Redaksi Suara Karya Lalu Mara Satriawangsa. Menurut dia, hari ini memang ada rapat membahas kinerja Suara Karya, tapi tak ada keputusan untuk tutup.
"Suara Karya enggak tutup, besok kita tetap terbit," tegas Lalu Mara saar dihubungi Liputan6.com, Kamis (28/4/2016) malam.
Advertisement
Dia mengakui, memasuki 2016 kinerja Suara Karya memang menurun drastis. Antara pendapatan dan pengeluaran tak seimbang, sehingga gaji karyawan pun dicicil.
"(Dalam rapat tadi) kita hitung uang kita sampai tanggal berapa. Ada yang bilang sampai tanggal 2 Mei. Tapi, karyawan yang mengusulkan (terbit) sampai 2 Mei cuma satu atau dua orang," jelas Lalu Mara.
Dia juga tak menampik kalau kondisi saat ini memang berat buat media cetak. Padahal, di 2015 capaian Suara Karya dinilainya bagus.
"Januari sampai April 2016 iklan kita turun. Nah, kalau kita tak punya modal kerja dan hanya mengandalkan pendapatan, itu berat," ujar salah satu tokoh Partai Golkar ini.
Â
Baca Juga
Untuk menutupi penurunan pendapatan itu, sejumlah langkah menurut dia juga sudah dilakukan. Antara lain dengan melakukan efisiensi, mengecilkan kantor serta mengurangi jumlah halaman koran.
"Dari 16 halaman jadi 12 halaman, sejak dua terakhir kita terbit 8 halaman, termasuk besok," jelas Lalu Mara.
Di balik semua itu, dia menyayangkan jika masalah ini kemudian dipolitisir. Tapi dia tetap mengambil sisi positif.
"Bahwa ada yang mempolitisir, itu yang tak tahu malu. Tapi ya bagus-bagus saja, siapa tahu ada yang simpati, jadi ini promosi gratis. Saya sih senang saja Suara Karya jadi trending topic, berarti masih ada market-nya," pungkas Lalu Mara.