Sukses

Jelang Munaslub, Persaingan Caketum Golkar Memanas

Pendukung salah satu calon Ketua Umum Partai Golkar Aziz Syamsuddin mengaku sudah mulai mendapat teror dan ancaman.

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan antar calon ketua umum (caketum) yang maju di musyawarah luar biasa (Munaslub) Partai Golkar 23 Mei nanti mulai memanas.

Pendukung salah satu calon Ketua Umum Partai Golkar Aziz Syamsuddin mengaku sudah mulai mendapat teror dan ancaman.

Wakil Sekjen Partai Golkar Muntazir Hamid menyebutkan, ada beberapa DPD I Golkar yang mulai gencar mengintimidasi dan menggiring DPD II untuk tidak memilih Aziz Syamsuddin.

“Ancamannya, kalau para pengurus DPD II tidak mau menuruti kemauannya, maka karier politiknya akan diganjal. Misalnya, DPD I  tidak akan memberikan izin kepada DPD II untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau walikota,” kata Muntazir, Jakarta, Kamis 28 April 2016.


Muntazir meminta para pengurus Golkar tingkat II tidak usah takut terhadap intimidasi. Muntazir juga mengimbau agar Pimpinan DPD I tidak memaksakan kehendak kepada DPD II.

Chief Executive Officer (CEO) Panggung Indonesia, Ichwanudin Siregar, apa yang disampaikan pendukung Aziz itu sebagai bentuk kekhawatiran pesaing terhadap menguatnya Aziz di munaslub.

“Ada yang mulai resah dan takut dengan kekuatan Aziz yang akan memenangi pemilihan nanti,” kata Ichwanudin di Jakarta, Kamis 28 April 2016.

Ichwanudin menegaskan, sejak awal pihaknya sudah memprediksi Aziz sebagai kuda hitam yang patut diperhitungkan sebagai pemimpin Golkar ke depan.

“Aziz adalah generasi emas Partai Golkar. Ia diterima semua lapisan Golkar. Di tingkat elit, Aziz dikenal luwes dan hormat dengan senior. Di tingkat anak muda, Aziz pernah memimpin Ketum KNPI, Ketua Komisi III DPR dan kini menjabat sebagai sekretaris fraksi Golkar DPR,” kata dia.

Jangan Ada Anak Tiri

Ketua DPR Ade Komaruddin saat memberikan keterangan pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Salah satu calon ketua umum (caketum) Ade Komaruddin atau Akom mengatakan dalam munaslub ini jangan sampai ada yang merasa dianaktirikan atau dianakemaskan.

"Saya ingin agar momentum munaslub jadi rekonsiliatif dan berkeadilan. Saya ingin tidak ada yang merasa jadi anak tiri di partai ini atau yang merasa paling tuan rumah di partai ini. Semuanya adalah keluarga besar Partai Golkar," ujar pria Akom di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis 28 April 2016.

Ia menegaskan semua yang ada di dalam Partai Golkar itu bersaudara.

"Tidak boleh ada yang merasa terbuang atau jadi anak emas. Kalau ada masalah harus direkonsiliasikan. Sudah satu tahun lebih dalam kondisi musibah," papar Akom.

Ia berharap munaslub nanti dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menyejukkan.

"(Munaslub) dapat menjadikan banyak pihak untuk 1 Partai Golkar dan bangsa Indonesia karena 1 tahun lebih Partai Golkar ini ada musibah yang tentu memprihatinkan," Akom menandaskan.

Tanggapan Ketua SC

Nurdin Halid (kanan) bersama Idrus Marham saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantor Bareskrim Mabes Polri, Rabu (11/3/2015). Mereka melaporkan dugaan pemalsuan dokumen oleh kubu Agung Laksono. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Ketua Steering Committee (SC) Munaslub Partai Golkar, Nurdin Halid peringatkan calon ketua umum Golkar Ade Komarudin, untuk tidak mengeluarkan pernyataan tidak produktif.

"Tanya Akom siapa anak emasnya dan anak tirinya ‎siapa. Tanya dia dong. Calon ketua umum tidak usah lempar pernyataan yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak produktif," kata Nurdin saat dihubungi di Jakarta, Kamis 28 April 2016.

‎Menurut Nurdin, saat ini suasana di internal Golkar sedang teduh dan kondusif menjelang pelaksanaan Munaslub. Dikatakan dia, pernyataan bakal calon ketua umum yang tidak positif harus dihindarkan.

"Artinya jangan memperkeruh suasana. Bertarung secara sehat. Jangan saling fitnah," tegas dia.

‎Nurdin pun mengingatkan bakal calon ketua umum Golkar dengan 5 azas partai. Azas pertama adalah demokrasi pancasila, kepemimpinan pancasila, asas mengedepankan kepentingan lebih besar daripada kepentingan pribadi dan golongan, asas kegotongroyongan dan kekeluargaan, dan asas tidak mudah menyerah dalama mendukung kebenaran.

"Seluruh calon ketua umum dan tim sukses mari kita menciptakan pencerahan demokrasi bangsa ini. ‎Lima asas itu harus dipegang," Nurdin menandaskan.