Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah Lembaga Pemasyarakatan ‎(lapas) di Indonesia kelebihan kapasitas karena saking banyaknya warga binaan. Bahkan karena kelebihan 'penduduk', hal-hal sepele di dalam lapas bisa memicu kerusuhan hingga menimbulkan korban jiwa.
"Di Lapas harusnya per kamar 5 orang jadi 25 orang, bahkan kentut saja jadi persoalan," kata Juru Bicara Ditjen Pemasyarakatan Akbar Hadi dalam diskusi 'Ada Apa dengan Lapas' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/4/2016).
Akbar menuturkan, hal tersebut jangan dianggap remeh karena sudah menjadi persoalan yang kompleks terkait kondisi lapas di Tanah Air.
Baca Juga
"Tentu saja dengan over kapasitas dampaknya luar biasa, tidak berimbangnya petugas dengan warga binaan, kemudian sarana prasarana dan‎ jumlah pengunjung per hari 400-500 orang dengan jumlah petugas geledah hanya 2 orang," tutur dia.
Meski kerap menemukan kendala, Akbar mengaku bangga dengan kinerja petugas lapas selama ini dengan kondisi yang sangat timpang jumlahnya. Sebab, meski kerap terjadi cekcok antarwarga binaan, tak sedikit lapas yang kondusif dengan jumlah petugas yang sangat timpang.
"Ini yang sebetulnya prestasi, dengan keterbatasan petugas tapi mampu meredam. Dari segi kemanusiaan petugas kita juga lakukan pendekatan humanis, walau tidak berimbang," Akbar menandaskan.