Liputan6.com, Jakarta - Unjuk rasa dalam rangka Hari Buruh Sedunia atau May Day di depan Istana Merdeka diwarnai kericuhan. Satu orang yang dituding sebagai provokator pun langsung diamankan aparat kepolisian.
Peristiwa bermula saat massa buruh yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat terlibat aksi dorong-dorongan dengan aparat kepolisian yang berjaga di barikade terdepan. Kericuhan mulai memanas saat sejumlah massa melemparkan botol air mineral ke arah petugas.
Baca Juga
Kericuhan mulai mereda. Namun seorang remaja yang belakangan diketahui bernama Agasi (22) tiba-tiba masuk ke dalam kerumunan massa buruh. Sebagian massa meneriaki Agasi sebagai provokator. Apalagi remaja yang diketahui sebagai mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) itu tidak mengenakan seragam seperti massa buruh lainnya.
Advertisement
"Tadi kita mau menyeberang dari sebelah Barat (Gedung Kemenko PMK) ke arah Monas," ujar teman Agasi, Rizki Farhansyah (22) di lokasi, Jakarta Pusat, Minggu (1/5/2016).
Baca Juga
Namun, para mahasiswa yang tengah melaksanakan tugas kuliah itu melintas di kerumunan massa saat suasana masih panas. Massa buruh yang merasa tidak mengenal sekelompok pemuda itu langsung menuding mereka sebagai provokator. Nahas, hanya Agasi yang ditangkap dan menjadi bulan-bulanan massa buruh.
"Tiba-tiba ada buruh yang teriak 'itu provokatornya', langsung temen saya dipukulin sama mereka. Saya tadi juga sempet kena, tapi disuruh minggir," tutur dia.
Polisi yang melihat kejadian tersebut langsung bergerak cepat dan mengamankan Agasi dari bulan-bulanan massa. Hingga saat ini, mahasiswa itu masih diamankan di pos polisi depan Istana Merdeka. Sementara beberapa temannya mulai mendatangi Agasi untuk menenangkan mahasiswa angkatan 2013 itu.
Selain itu, kericuhan saat aksi di depan Istana Merdeka juga memakan korban dari awak media. Seorang fotografer bernama Herkis terluka di tangannya saat berusaha mengabadikan aksi dorong-dorongan antara massa buruh dengan aparat kepolisian.
Bahkan lensa kameranya pecah terkena kayu yang digunakan aparat saat memukul mundur massa yang berusaha menerobos barikade polisi.