Liputan6.com, Manado - Kabar pembebasan 10 Anak Buah Kapal (ABK) Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf selama 35 hari, disambut sukacita pihak keluarga. Senyum suka cita, tangisan haru bercampur aduk.
Charlos Barahama, ayah Kapten Brahma 12, Peter Tonsen Barahama bahkan sampai enggan untuk makan dan memilih tak beranjak dari depan televisi karena terus mengikuti perkembangan informasi pembebasan anaknya.
"Saya tidak rasa makan. Perasaan ini senang bercampur haru. Sehingga memang masih enggan untuk makan," ujar pensiunan guru ini kepada Liputan6.com di Kecamatan Tuminting, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (01/05/2016) malam.
Charlos sejak pagi hari memang tak pernah beranjak dari depan televisi di rumah kerabatnya.
Baca Juga
Terkait pembebasan anaknya, Charlos tak hentinya mengucap syukur kepada Tuhan.
"Ini mukjizat," kata dia.
Selain itu, Charlos juga menyampaikan terima kasih kepada pihak pemerintah, perusahaan, serta semua pihak yang telah membantu proses pembebasan Peter dan kawan-kawannya.
"Kami keluarga tak bisa memberikan apa-apa. Ucapan terima kasih yang tak terhingga bagi semua pihak, pemerintah dan perusahaan serta semua pihak yang sudah berperan dalam pembebasan ini," ujar Charlos.
Informasi dibebaskannya Peter dan kawan-kawannya diterima Charlos, Minggu pagi dari salah satu jurnalis. Namun begitu dia tidak langsung percaya dengan kabar tersebut.
Charlos mulai yakin ketika pihak perusahaan meneleponnya Minggu sore.
"Saya baru yakin 100 persen saat lihat tayangan televisi di mana Peter dan kawan-kawannya turun dari helikopter dan dijamu di rumah gubernur di Filipina," tutur Charlos.
Kini dia masih menunggu kepastian Peter pulang ke Manado. Acara syukuran atas pembebasan Peter sudah disiapkan di Manado.
Advertisement