Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh korban penyanderaan kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan masih menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat.
Sepuluh korban tersebut tiba di RSPAD, Senin (2/5/2016) dinihari. Belum ada tanda-tanda keluarga ke-10 Anak Buah Kapal (ABK) tersebut mendatangi RSPAD.
Meski demikian, penjagaan di depan ruang medical check up diperketat. Ini terlihat dari penjagaan yang dilakukan empat orang Polisi Militer.
Di depan gedung tempat 10 ABK tersebut berada, terlihat dua unit Mercedes Benz Sprinter. Mobil berjenis van tersebut yang mengangkut para ABK dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma menuju RSPAD.
Belum ada keterangan resmi dari pihak RSPAD terkait hasil medical check up dan kapan sepuluh ABK tersebut dipulangkan.
Salah seorang negosiator pembebasan sandera, Eddy Mulya, sedikit membeberkan bagaimana dia terlibat dalam negosiasi pembebasan sandera kelompok militan di Filipina itu.
Baca Juga
"Iya ini full negosiasi. Kebetulan saya masuknya cuma di tengah. Jadi, itu ada sahabat saya Pak Baedowi sama teman-teman. Mereka yang atur. Jadi kami cuma tindak lanjut," ucap Eddy di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin dinihari.
Mengenai sosok Baedowi yang memimpin negosiasi pembebasan sandera dengan kelompok Abu Sayyaf, dia hanya mengatakan Baedowi adalah peneliti sama seperti dirinya. "Dia sahabat saya. Saya enggak bisa cerita banyak, itu saja. Enggak ada afiliasi apa-apa. Kita tuh peneliti kok," kata Eddy.
Advertisement