Sukses

VIDEO: Sebelum Dipulangkan, 10 Sandera Abu Sayyaf Cek Kesehatan

10 Warga Indonesia yang lebih dari satu bulan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 10 Warga Indonesia yang lebih dari satu bulan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf kini masih berada di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum diserahkan pada keluarga.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (2/5/2016), para sandera dibebaskan pada Minggu 1 Mei kemarin. Mereka dibawa ke rumah Gubernur Sulu, Filipina, Abu Susakur Tan atau Toto Tan, sekitar pukul 10 waktu setempat. Mereka sempat dijamu makan siang oleh gubernur.

Sepuluh awak kapal Brahma ini langsung dibawa ke Indonesia dan mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, pada Minggu tengah malam.

Pemerintah menyebut, pembebasan sandera ini merupakan hasil diplomasi total yang dilakukan baik secara formal maupun informal.

Kelompok Abu Sayyaf dari faksi Al Habsyi membajak kapal Brahma 12 dan Anand 12 pada 26 Maret 2016 dan menyandera 10 awak kapal. Mereka meminta tebusan sebesar 50 juta peso setara Rp 14,3 miliar.

Hingga batas penyerahan tebusan terlampaui, para sandera belum juga dibebaskan. Dibunuhnya salah satu sandera asal Kanada, John Ridsel, pada 25 April sempat membuat keluarga cemas.

Namun, berkat negosiasi yang terus dilakukan, 10 sandera Indonesia akhirnya dibebaskan. Pemerintah menyebut pembebasan 10 sandera ini melalui proses yang rumit. Tim dari Kemenlu dan Badan Intelijen Strategis TNI bekerja sama dengan polisi dan aparat keamanan Filipina selama 24 jam.

Saat ini, ada empat warga Indonesia yang masih disandera Abu Sayyaf. Awak kapal Tunda Henry dan tongkang Cristi itu disandera pada 15 April 2016.