Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon Ketua Umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyebut tantangan terbesar Ketua Umum Golkar ke depan adalah menyatukan perbedaan yang selama ini terjadi di internal Golkar.
"Kalau saya diberi mandat saya pasti akan menyatukan segala perbedaan," kata Priyo di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (2/5/2016).
Priyo menyampaikan dirinya juga tidak akan ragu membawa Golkar menjadi partai mitra pemerintah untuk bisa berkontribusi dalam pembangunan.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini juga menyatakan sanggup dan siap mengikuti seluruh aturan main yang diterapkan panitia pengarah Munaslub.
Baca Juga
"Mudah-mudahan ini adalah proses demokrasi yang hebat di tubuh Golkar," ujar Priyo yang namanya sempat terseret kasus korupsi Alquran itu.
Sementara bakal caketum lainnya, Setya Novanto yang sempat terjerat kasus 'Papa Minta Saham' ini menyatakan telah mempersiapkan segala sesuatu guna bertarung di Munaslub Partai Golkar mendatang.
"Apa yang dipersyaratkan DPP dipersiapkan sedini mungkin, agar tidak jadi kesalahan," kata Setya Novanto.
Jika nantinya terpilih sebagai ketua umum, politisi yang belum lama ini lengser dari kursi Ketua DPR karena dugaan kasus saham Freeport, mengaku bakal membawa partai beringin tersebut mendukung penuh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Kalau saya terpilih yang pertama saya lakukan, kita total bekerjasama penuh dengan pemerintah Jokowi-JK. Kita tidak akan beroposisi," ujar dia.
Saat ini ada 10 nama yang menjadi bakal calon ketua umum Golkar. Mereka adalah Ade Komarudin, Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, Aziz Syamsudin, Airlangga Hartarto, Mahyudin, Syahrul Yasin Limpo, Indra Bambang Utoyo, Wati Amir, dan Hutomo Mandala Putra.
Sedangkan Idrus Marham mengundurkan diri dari bursa calon ketua umum sesaat acara sosialisasi tersebut dibuka.
Renacananya, Munaslub Golkar akan dimulai pada 23 Mei 2016 di Bali. Salah satu agenda utama Munaslub tersebut adalah pemilihan ketua umum Golkar yang baru.
Advertisement