Liputan6.com, Jakarta Komisaris Perusahaan Patria Maritime Line, Loudy Irwanto Ellias mengatakan, kelompok Abu Sayyaf hampir setiap hari menghubungi mereka selama 10 anak buah kapal (ABK) Brahma 12 masih disandera kelompok radikal itu.
"Wah, setiap hari bisa sekali atau dua kali," ucap Loudy di kantor Kementerian Luar Negeri, Senin 2 Mei 2016. Patria Maritime Line merupakan perusahaan tempat 10 ABK yang disandera Abu Sayyaf bekerja.
Dia menyebut, dalam komunikasi dengan Abu Sayyaf banyak hal yang dibahas. Namun, prioritas perusahaan adalah memastikan keselamatan para WNI.
"Kita terus berkomunikasi dan terus menjamin keselamatan dari kru saja. Itu tujuan mengontak," kata dia.
Baca Juga
"Jadi, tiap kali kita kontak, itu pasti kita bertanya bagaimana keselamatan orang kami," sambung Loudy.
Dia menuturkan, ketika berkomunikasi dengan Abu Sayyaf, perusahaan diberitahu bahwa seluruh tawanan berada dalam kondisi baik.
"Jadi orang kami diperlakukan dengan baik," papar dia.
Masih kata Loudy, untuk membebaskan 10 ABK itu perusahaan juga membentuk tim khusus. Dengan tim itu, penanganan penyanderaan jadi lebih mudah dilakukan.
"Kita juga membuat satu tim mengatasi hal ini, karena nggak mungkin satu orang atau satu pihak saja untuk mengatasi hal ini," pungkas Loudy.
Advertisement
Kelompok bersenjata Abu Sayyaf akhirnya membebaskan 10 ABK WNI di Filipina pada Minggu 1 Mei 2016. Kelompok militan tersebut menyandera mereka sejak Sabtu 26 Maret 2016.