Sukses

Top 3: 10 ABK Sandera Abu Sayyaf Dibebaskan dengan Uang Tebusan?

Ada pula cerita dari negosiator pembebasan yang menyebut ada 'anak nakal' di kelompok Abu Sayyaf.

Liputan6.com, Jakarta - Pembebasan WNI sandera kelompok Abu Sayyaf menyisakan polemik. Pemerintah bersikukuh jika upaya pembebasan itu dilakukan dengan negosiasi tanpa uang tebusan. Namun, pengakuan ini diragukan sejumlah pihak.

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, 10 anak buah kapal (ABK) itu dibebaskan kelompok radikal asal Filipina itu karena negara menuruti permintaan mereka. Namun, dia tak menyebut berapa nominal yang dikeluarkan untuk menebus 10 ABK itu.

Ada pula cerita dari negosiator pembebasan yang menyebut ada 'anak nakal' di kelompok Abu Sayyaf. Adapun negosiator lain mengatakan, selain negosiasi tanpa uang mereka juga mengancam akan melakukan serangan militer ke kelompok Abu Sayyaf.

Berikut berita populer sepanjang hari kemarin yang dirangkum dalam Top 3 News:

1. Megawati: Terang Saja 10 Sandera Dilepas, Wong Dibayar Kok

 

Pelindung IBI, Megawati Soekarnoputri berbicara dalam forum diskusi bersama Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta (2/5). Megawati mengatakan Pemerintah harus memprioritaskan anggaran untuk pengangkatan para Bidan PTT jadi PNS. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyebut, WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf akhirnya dilepas karena negara akhirnya menuruti permintaan tebusan kelompok radikal itu.

"Ya terang aja dilepas, wong dibayar kok," celetuk Mega kala menjadi pembicara kunci di Forum Grup Diskusi dengan tema Mencari Solusi Rekrutmen PNS Yang Adil Bagi Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Hotel Double Tree By Hilton, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016).

Sebelum meninggalkan tempat acara, ucapan Mega dipertanyakan. Namun, Ketua Umum PDIP itu enggan memberi penjelasan lebih lanjut. Dia hanya diam sambil berlalu begitu saja meninggalkan gedung.

Selengkapnya...

2. Negosiator Pembebas WNI: Ada 'Anak Nakal' di Kelompok Abu Sayyaf

 

Kelompok Abu Sayyaf. (Johan Fatzry/Liputan6.com)


Salah satu negosiator yang ikut dalam pemulangan 10 warga negara Indonesia yang disandera oleh perompak di Filipina pimpinan Abu Sayyaf menganalogikan peristiwa tersebut sebagai "ulah nakal anggota keluarga."

"Intinya ini ada anak nakal dalam satu keluarga. Nah, bagaimana kita komunikasi dengan itu," kata negosiator Eddy Mulya sebagai Minister Counsellor, Koordinator Fungsi Politik dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila, Filipina, saat ditemui di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (2/5/2016).

Ia menekankan bahwa pembebasan 10 WNI tersebut murni atas hasil negosiasi tanpa adanya uang tebusan.

"Ini full negosiasi. Ada sahabat saya Pak Baidowi dengan teman-teman mereka yang atur, kita tindak lanjutnya," tutur Eddy.

Selengkapnya...

3. Kelompok Abu Sayyaf Bebaskan WNI karena Diancam Serangan Militer

 

Sandera WNI yang dilepaskan oleh kelompok Abu Sayyaf tiba di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (1/5). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)


Pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina, dipastikan tidak menggunakan uang tebusan. Pembebasan dilakukan dengan cara negosiasi.

"Pembebasan tersebut dilakukan tanpa uang tebusan, melainkan negosiasi atas kerja sama intelijen TNI dengan intelijen tentara Filipina," kata Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein sebagai negosiator dalam upaya pembebasan WNI seperti dikutip Antara, Senin (2/5/2016).

Menurut Kivlan, dia bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf sejak 27 Maret 2016. Sejak hari itu, kata Kivlan, pihaknya terus melakukan pendekatan atas nama perusahaan PT Patria Maritime Lines. Kivlan juga mendapat bantuan dari pihak lokal di Filipina.

Selengkapnya...