Sukses

Tutty Alawiyah, Menteri Perempuan yang Setia Berdakwah

Semasa hidupnya, Tutty memang dikenal sebagai pendakwah ulung.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Prof Tutty Alawiyah era Presiden BJ Habibie meninggal dunia Rabu (4/5/2016). Tutty meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC selama 1 bulan lebih.

Tokoh yang lahir pada 30 Maret 1942 itu semasa hidupnya memang dikenal sebagai pendakwah ulung. Ceramahnya di berbagai Majelis Taklim sangat digemari masyarakat. Bahkan tahun 90-an, nama Tutty sejajar dengan para ulama kondang lainnya seperti KH Zainuddin MZ, KH Nur Iskandar, dan KH Sanusi Anwar.

Dunia dakwah memang bukan sesuatu yang asing bagi Tutty. Oleh ayahnya KH Abdullah Syafi'i, Tutty sudah diperkenalkan dunia dakwah sejak usia 9 tahun. Selain berdakwah melalui Yayasan Asyafi'iyah yang didirikan oleh keluarganya, Tutty yang meninggalkan 5 anak dan 13 cucu itu juga mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.

Dari yayasan tersebut, Tutty membangun Pesantren Putra-Putri dan Yatim, Pesantren Tinggi Darul Agama, Sekolah Tinggi Wiraswasta, serta Universitas Islam Syafi'iyah.

Di lembaga yang ia pimpin, Tutty sempat menjabat Rektor Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA). Ia pun kerap diundang mengisi ceramah di luar negeri. 

Beberapa undangan ceramah yang sempat dihadiri Tutty antara lain Malaysia Association of Western Australia (MAWA) Perth Australia, berceramah di Kerajaan Brunei Darussalam, Pembicara pada Forum Perdana Ehwal Islam di Johor Bahru Malaysia, dan menjadi Pembicara pada Tabligh Akbar Hijriah di Stadium Negara Singapore.

Moncer di Politik

Dalam dunia politik, ia juga punya nama. Tutty sempat masuk bursa calon presiden lewat konvensi Partai Golkar saat masih dipimpin oleh Akbar Tandjung. Pada tahun 1992 hingga 2004, alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pernah pula aktif sebagai anggota MPR

Puncaknya, Tutty ditunjuk oleh Presiden ke-3 BJ Habibie menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan periode 1998-1999 pada Kabinet Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Setelah lama tak lagi berkarier di politik, Tutty melalui Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang ia pimpin masih tetap aktif berdakwah. Tutty kemudian mengidap sakit infeksi saluran usus.

Aktivitas dakwahnya kemudian berhenti setelah ia harus menjalani penyembuhan. Setelah menjalani perawatan intensif selama sebulan, Tutty dipanggil oleh Yang Kuasa

"Innalillahi wainnailahi rajiun. Beliau telah berpulang, Ibu kami (Tutty Alawiyah) pada pukul 07.15 WIB," ucap putri bungsu Tutty, Syifa Fauziah.

Syifa menceritakan, sang Ibunda telah dirawat di rumah sakit sejak sebulan lalu. Dokter memvonis Tuty mengalami sakit infeksi usus yang menjalar hingga ke paru-paru.

"Sudah dirawat sebulan. Dokter juga sudah bilang, ini tinggal ikhtiar saja," kata Syifa.

Rencananya, jenazah Tutty akan dikebumikan di Pesantren Yatim Piatu Assyafiiyah yang berada tidak jauh dari kediamannya.

"Insya Allah, setelah prosesi semuanya selesai, akan dikuburkan di Pesantren Yatim di Jatiwaringin," ucap Syifa.

Video Terkini