Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah tidak pernah sedikit pun berbicara tentang uang tebusan dalam proses pembebasan sandera 10 WNI. Hal ini berlaku juga bagi proses pembebasan empat sandera yang masih disekap kelompok Abu Sayyaf.
"Pemerintah tidak pernah dengan cara apa pun berbicara tebusan. Karena itu juga kita tidak ingin, karena makin (dengan cara) tebusan makin terulang," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Pria yang kerap disapa JK ini memastikan proses negosiasi saat ini masih terus dilakukan. Menko Kesra era Megawati Soekarnoputri itu tidak mau mengungkapkan lebih jauh mengenai komunikasi sudah sejauh mana.
"Tentunya harapan kita lebih cepat lebih baik, tapi tentu perkembangan lah," imbuh JK.
Baca Juga
Dia menuturkan, proses pembebasan sandera yang disekap kelompok radikal ini memang tidak bisa sekaligus. Meski sama-sama dibawah kendali kelompok Abu Sayyaf, hanya saja kelompok-kelompok kecil mereka juga tidak bisa dianggap sebelah mata.
Namun, setidaknya keberhasilan tim membebaskan 10 WNI ini seakan mengingatkan kembali kedekatan Indonesia dengan Filipina khususnya di bagian Selatan. Atas kerja sama itu pula seluruh sandera berhasil dibebaskan dalam kondisi selamat.
"Ya sama-sama ASEAN, tentu juga tergantung apa motifnya. Perjuangannya kan berbeda-beda. Yang penting kita lihat bahwa itu mereka kembali dengan selamat tentu sangat baik," pungkas JK.
Sebanyak empat WNI disandera kelompok Abu Sayyaf pada 16 April 2016 saat tengah berada di atas kapal Tongkang Christy yang menarik Kapal TB Henry di perairan perbatasan Malaysia-Filipina.