Sukses

Energi Geothermal Masih Jadi Anak Tiri

Krisis energi di depan mata. Inilah saat-saat kejayaan energi geothermal atau energi panas bumi. Bukan hanya melimpah, energi geothermal nyaris tanpa polusi. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida 65 kali lebih kecil dibanding batubara.

Liputan6.com, Jakarta: Kota-kota di dunia sangat tergantung pada listrik. Indonesia juga telah menjadi bagian dunia haus listrik. Kebutuhan itu sebagian besar dipenuhi melalui pembangkit listrik berbahan bakar fosil, yakni minyak bumi dan batu bara.

Kebutuhan listrik Indonesia tidak akan berkurang, bahkan justru terus melaju dengan kecepatan sekitar delapan persen setiap tahun. Padahal minyak akan segera tandas. Cadangan minyak Indonesia empat miliar barel diperkirakan akan habis dalam 20 tahun. Sementara batubara, akan habis dalam 100 tahun.

Pendeknya, krisis energi ada di depan mata. Sebetulnya inilah saat-saat kejayaan energi geothermal atau energi panas bumi yang datang dari panasnya magma di dalam bumi. Indonesia adalah negeri dengan energi geothermal melimpah. Sebanyak 40 persen cadangan panas bumi dunia berada di Indonesia.

Bukan hanya melimpah, energi geothermal nyaris tanpa polusi. Tak seperti bahan bakar fosil, energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida sekitar 65 kali lebih kecil dibanding batubara. "Kami (geothermal) tak bisa ditransport. Sementara minyak bumi gas dan batubara bisa. Seharusnya pemerintah Indonesia untuk mendapatkan devisa dari migas dan batubara, listriknya dari geothermal," kata Manajer Teknik Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Agus A. Zuhro.

Pemanfaatan panas bumi juga bukan hal baru. Di Indonesia, geothermal telah jadi sumber listrik sejak 1926. Anehnya pada 2009 panas bumi hanya memasok lima persen dari 27 ribu megawatt pasokan listrik nasional. "Kami merasa belum dapat dukungan dari pemerintah terutama masalah harga," tambah Zuhro.

Lantas, apa saja kelebihan energi geothermal? Sejauh mana pemerintah telah memanfaatkan energi ini? Dan bagaimana cara kerja geothermal hingga bisa menjadi sumber energi? Simak selengkapnya dalam video Eksis edisi Rabu 4 November 2009.(YNI/YUS)



    Video Terkini