Sukses

Libur Panjang Datang, Macet Mengadang

Tidak hanya libur Lebaran yang harus diantisipasi pemerintah, pengaturan lalu lintas libur panjang pun kini jadi prioritas .

Liputan6.com, Jakarta - "Sebagai bentuk tanggung jawab saya, dengan ini saya menyatakan berhenti."

Ucapan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono, Sabtu 26 Desember 2015. Pernyataan tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya terkait kemacetan parah yang terjadi pada libur panjang jelang Natal 2015, 23-24 Desember 2015.

Dia juga menegaskan keputusan yang diambilnya tanpa ada tekanan dari pihak mana pun. "Saya harus bertanggung jawab karena banyak sekali spekulasi dan saya katakan ini kesalahan Ditjen Perhubungan Darat," tutur dia.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri kala itu, Inspektur Jenderal Condro Kirono mengungkapkan, sebab kemacetan parah karena adanya lonjakan kendaraan pribadi yang hendak menuju luar Jakarta.

Tiga juta lebih mobil pribadi dari Jakarta, satu juta lebih kendaraan pribadi dari daerah sekitar Jakarta, dan 12 juta sepeda motor mendadak memenuhi jalanan Jakarta. Khususnya yang mengarah ke Tol Ciawi, Tol Cikampek, dan Tol Jakarta-Merak.

Kendaraan saat mengantri untu memasuki gerbang tol Cikopo, Jawa Barat, Minggu (27/3).  Kendaraan mengantri hingga 1 km untuk memasuki gerbang tol. (Liputan6.com/Muhammad Husni)

"Kalau mereka keluar semua , sudah tidak ada space (ruang). Berapa pun polisi tidak akan menyelesaikan masalah kalau tidak ada keseimbangan antara volume kendaraan dan ketersediaan Jalan," kata Condro, Sabtu 26 Desember 2015.

Condro mengaku pihaknya tidak memprediksi akan terjadi kemacetan parah tersebut. Dengan situasi tersebut, petugasnya di lapangan tidak bisa mengantisipasi lonjakan kendaraan menjelang libur Natal saat itu.

"Kenapa selama ini tidak terjadi kemacetan saat libur Lebaran, yang punya mobil tidak keluar bareng. Ada yang pakai angkutan umum, ojek, bus, dan lain lainnya. Tapi kemarin, semua kendaraan keluar berbarengan," Condro menambahkan.

Berkaca dari peristiwa tersebut, pemerintah tidak mau kembali kecolongan dan menjadi bulan-bulanan masyarakat. Laiknya menghadapi Lebaran, berbagai instansi terkait menyiapkan strategi menghadapi libur panjang.

Seperti libur panjang kali ini; peringatan Kenaikan Yesus Kristus yang jatuh Kamis 5 Mei dan Isra Miraj yang jatuh Jumat 6 Mei 2016. Belum lagi Sabtu-Minggu yang merupakan hari libur sebagian pekerja. Momen ini dimanfaatkan sebagian orang untuk libur panjang ke luar dari Ibu Kota.

2 dari 3 halaman

127 Ribu Kendaraan Keluar Jakarta

Kondisi Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek menjelang libur panjang yang jatuh pada tanggal 5 dan 6 Mei, Jakarta, Rabu (4/5). Ribuan kendaraan terjebak macet di Kawasan Gatot Subroto. Foto diambil sekitar pukul 7 malam. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Puncak arus libur panjang akhir pekan diperkirakan terjadi pada Rabu malam, 4 Mei 2016, mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB.

Sekitar 127 ribu kendaraan roda empat diprediksi akan keluar dari kota Jakarta untuk menikmati hari libur nasional Kenaikan Isa Almasih yang jatuh pada Kamis 5 Mei. Dilanjut libur Isra Miraj pada Jumat 6 Mei, dan lanjut libur akhir pekan Sabtu dan Minggu.

"Yang jelas ini kan libur panjang, kita jam kantor sampai pukul 3 kalau nggak salah. Tentunya dari situ kita bisa memprediksi kemacetan antara pukul 15.00-22.00. Itu jam rawan kemacetan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin 2 Mei 2016.

Prediksi tersebut berdasarkan data Jasa Marga pada libur panjang akhir pekan sebelum-sebelumnya. Sementara itu, puncak arus pulang berlibur warga Jakarta diperkirakan terjadi Minggu malam, mulai  pukul 18.00 hingga 22.00 WIB.

"Kami memperkirakan 127 ribu kendaraan akan keluar Jakarta lewat Cikampek dan Jagorawi. Tanggal 8 kita waspadai mulai pukul 18.00-22.00 WIB," kata Awi.

Sebanyak  personel gabungan Kodam Jaya, Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikerahkan untuk membuat suasana liburan yang kondusif pada momen libur panjang.

Tidak hanya pihak kepolisian, Kementerian Perhubungan yang dibuat sibuk dengan kemacetan libur panjang. Salah satu penentu lancarnya perjalanan adalah para operator jalan tol.

Pantauan udara arus balik libur panjang di tol Cikopo, Jawa Barat, Minggu (27/3).Kepadatan kendaraan tetap didominasi oleh kendaraan pribadi. (Liputan6.com/Muhammad Husni)

Misalnya saja operator jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), PT Lintas Marga Sedaya (LMS), menyiapkan antisipasi guna menghadapi lonjakan arus kendaraan selama dua periode masa libur panjang, yang diperkirakan meningkat hingga dua kali lipat.

Wakil Direktur Utama ‎LMS Hudaya Arryanto mengungkapkan arus kendaraan keluar dari wilayah Jakarta dan sekitarnya melalui jalan Tol Cipali saat libur panjang 5-8 Mei diprediksi mengalir sejak Rabu sore (4 Mei) hingga Jumat (6 Mei).

"Prediksi arus lalu lintas puncak yang masuk di Gerbang Tol (GT) Cikopo mencapai sekitar 30 ribu kendaraan per hari atau dua kali lipat dari volume normal yang hanya berkisar 12 ribu-15 ribu kendaraan per hari," kata dia saat ditemui saat Presstour di Kantor LMS, Subang, Senin (25/4/2016).

Sementara arus balik, kata Arry, begitu panggilan akrabnya, menuju Jakarta diperkirakan terkonsentrasi sejak Sabtu siang (7 Mei) hingga Senin dinihari (9 Mei) dengan puncak volume kendaraan yang keluar melalui GT Cikopo sekitar 38 ribu kendaraan atau 2,5 kali kondisi normal.

LMS, dia melanjutkan, akan mengantisipasi lonjakan tersebut dengan sejumlah persiapan di lapangan, seperti membuka secara maksimal GT utama sesuai fluktuasi lalu lintas, yakni 15 gardu di GT Cikopo, 11 gardu di GT Palimanan, dan ditambah lagi enam gardu satelit tambahan.

Dijelaskan Arry, perusahaan akan menambah petugas tol di dua gerbang tol, dari semula 90 personel menjadi 140 personel. Termasuk menambah persediaan uang kecil untuk kembalian pembayaran tol.

"Masyarakat dapat membantu mempercepat transaksi di gerbang-gerbang tol Cipali dengan mempersiapkan uang pas atau membayar secara tunai menggunakan kartu. Diimbau, masyarakat dapat mengatur jadwal perjalanannya tidak bersamaan supaya tidak timbul kemacetan," tutur Arry.

Di ruas Tiol Cikampek, lonjakan jumlah kendaraan sudah terjadi sejak Rabu siang. "Peningkatannya sekitar lima persen atau setara 36.451 unit pada pukul 06.00-13.00 WIB," kata Humas Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek Iwan Abrianto di Bekasi, Rabu (4/5/2016), seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, lonjakan kendaraan terjadi di sekitar Gerbang Tol Cikarang Utama dari arah Jakarta menuju selatan, seperti Cikampek dan Bandung. Jumlah volume kendaraan meningkat hingga mencapai 34.500 unit kendaraan dari situasi normal.

Namun begitu, lonjakan itu sudah diantisipasi. PT Jasa Marga telah menyediakan 13 gerbang masuk dan 21 gerbang keluar di kawasan Cikarang Utama untuk menjaga arus kendaraan tetap mengalir dengan lancar.

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di tol dalam kota, Jakarta, Kamis (24/12/2015). Libur panjang Natal dan tahun baru yang dimulai hari ini membuat lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya terpantau padat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Antrean kendaraan terjadi di GT Cikarang Utama mencapai sekitar 5 kilometer pada pukul 13.30 WIB. Situasi antrean kendaraan didominasi kendaraan pribadi dan angkutan umum.

Petugas Jasa Marga melakukan upaya jemput bola untuk memudahkan para pengendara di Tol Jakarta-Cikampek.

"Kami kerahkan Petugas Jemput Kendaraan sebanyak 12 orang yang diperbantukan di GT Cikarang Utama setiap shift-nya," kata Iwan.

Petugas itu membagikan kartu tol kepada satu per satu pengendara sehingga kendaraan tidak menumpuk di gerbang tol.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus lalu lintas lewat darat terjadi Rabu malam.

"Fenomena perjalanan sudah mulai terlihat, puncaknya malam ini. Kami sudah mengantisipasi kemacetan dengan berkoordinasi dengan sejumlah pihak," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kemenhub Eddy Gunawan seperti dikutip Antara, Jakarta, Rabu (4/5/2016).

Eddy mengatakan upaya yang dilakukan oleh Kemenhub, di antaranya optimalisasi operasional dan kelancaran lalu lintas di jalan tol dengan pemberlakuan sistem buka-tutup.

Dia mengatakan akan memfokuskan pengaturan di titik-titik potensi kemacetan, di antaranya Cikarang Utama, Cikunir, tempat istirahat (rest area), Cikopo KM 66, Cibubur dan Jagorawi.

3 dari 3 halaman

Strategi Urai Kemacetan

Kendaraan yang seharusnya melintas di tol JORR dialihkan ke Jalan Tol Cikampek, hingga bangunan sekolah rusak bahayakan keselamatan siswa.

Beragam strategi diutak-atik dalam menghindari kemacetan di libur panjang Mei 2016 ini. Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan 6.295 personel yang akan menjaga libur panjang.

Jumlah tersebut berasal dari petugas gabungan, mulai dari Personel Kodam Jaya, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, serta Satuan Polisi Pamong Praja.

Kepala Sub Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga strategi menghadapi kemacetan tersebut.

Pertama, jika antrean kendaraan menuju tempat peristirahatan jalan tol (rest area) sudah mencapai 1-5 kilometer, maka petugas akan melakukan sistem 'jemput bola' pembayaran tiket tol dan buka-tutup rest area.

"Cara bertindak petugas membantu memperlancar proses transaksi pada gate atau gerbang transaksi, buka tutup rest area dan menurunkan tim urai," kata Kepala Sub Direktorat Bina dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto di Jakarta, Rabu (4/5/2016).

Kedua, kata dia, bila antrean kendaraan menuju rest area mengular lebih dari 5 km dan memberi dampak kemacetan yang signifikan di ruas tol, serta kendaraan hanya dapat melaju dengan kecepatan 0-5 kilometer per jam, maka petugas akan menerapkan sistem contra flow atau lawan arus. Di mana ruas jalan arah sebaliknya yang lengang dibuka agar penumpukan kendaraan berkurang.

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di tol dalam kota, Jakarta, Kamis (24/12/2015). Libur panjang Natal dan tahun baru yang dimulai hari ini membuat lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya terpantau padat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendaraan diperbolehkan melawan arus sampai titik yang ditentukan. Selain itu petugas juga melakukan buka-tutup pintu keluar tol. Selama itu diterapkan, petugas tetap melakukan strategi yang pertama.

Sementara itu, strategi ketiga dilakukan jika upaya yang pertama dan ke dua tak mampu mengurai kepadatan kendaraan, sehingga arus kendaraan terhenti. Maka petugas akan mengalihkan arus kendaraan ke luar jalan tol menuju jalur arteri karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

"Kontijensi 3 akan dilakukan jika kepadatan dalam tol luar biasa atau ruang lalu lintas mengalami over kapasitas atau stuck (tertahan) setelah akumulasi situasi kontijensi 1 dan 2 plus faktor lain. Cara bertindak petugas adalah pengalihan arus kendaraan dari jalan tol ke ruas jalur arteri," Budi menerangkan.

Video Terkini