Sukses

Bahas Sandera Abu Sayyaf, Jokowi Siap Gelar Pertemuan Trilateral

Pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Liputan6.com, Yogyakarta - Setelah kunjungan di Magelang, Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambangi Yogyakarta. Jokowi bakal menggelar pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina di Gedung Agung Yogyakarta, Kamis pagi ini.

Kepala Pusat Penerangan Komando Resor Militer 072/Pamungkas Suyadi mengatakan, Presiden Jokowi datang ke Yogyakarta usai menjalani kegiatan di Magelang.

"Langsung ke Gedung Agung dari Magelang," ucap Suyadi di Yogyakarta, Rabu, 4 Mei 2016 malam.

Dalam pertemuan trilateral, Jokowi bakal bertemu panglima dari tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina. "Panglima tiga negara ada nanti. Acaranya pagi ya," ujar Suyadi.

Usai acara di Yogyakarta, Jokowi langsung bertolak ke Solo, Jawa Tengah. Namun informasinya masih belum diketahui. "Habis dari Yogya ke Solo, (melalui) jalur darat," kata Suyadi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan pertemuan antara dirinya dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Filipina, dan Indonesia serta Panglima TNI, Panglima Tentara Malaysia, dan Filipina di Yogyakarta untuk merumuskan patroli bersama ketiga negara tersebut. Terutama terkait penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf.

"Besok pagi pukul 09.00 WIB kami akan bertemu dengan ketiga menteri luar negeri dan ketiga panglima akan membicarakan masalah sandera," kata Jokowi di Magelang, Jateng, seperti dilansir Antara, Rabu malam.

Presiden menyampaikan hal tersebut kepada pers usai menghadiri peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Asrama Perguruan Islam Pondok Pesantrean Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selain itu, menurut Jokowi, akan dibahas masalah keamanan kawasan yang sering terjadi perompakan di sebelah utara Kalimantan. "Kira-kira itu yang akan kami bicarakan supaya ke depan tidak terjadi lagi peristiwa penyanderaan."

Jokowi menuturkan ketiga negara ingin membuat patroli bersama dan akan dirumuskan. Menyinggung empat warga negara Indonesia yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf, Presiden menuturkan harus diketahui bahwa di sana faksinya banyak.

"Kita bisa kontak, tetapi belum tahu faksinya yang mana," ujar Presiden Jokowi.