Liputan6.com, Jakarta - Mulutmu, harimaumu. Pepatah itu kiranya tepat disandangkan kepada salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang yang hari ini mendapat hujatan dari ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari berbagai daerah.
Ucapan Saut yang mengaitkan pelatihan dasar HMI dengan alumninya yang terjerat kasus korupsi, membuat organisasi yang berdiri pada Februari 1947 itu meradang.
Tak hanya memancing reaksi kader, para alumni HMI pun turut bersuara, salah satunya mantan Ketua Umum PB HMI Akbar Tandjung, menurutnya pernyataan tersebut tidak pantas keluar dari mulut seorang pejabat negara seperti pimpinan KPK. Akbar juga menilai Saut tidak bisa menuding jebolan HMI menjadi seorang koruptor.
Terlepas dari tudingan Saut Situmorang, kiprah para alumni HMI tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak pula alumni HMI yang punya karir moncer. Bahkan, menurut Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Mohammad Mahfud MD, ada sembilan dari 34 menteri di Kabinet Pemerintahan Jokowi-JK yang merupakan alumni HMI.Â
Baca Juga
Mereka di antaranya yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agraria & Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Tak hanya menteri, bahkan Wapres Jusuf Kalla juga merupakan alumni HMI. Di HMI, JK pernah menjabat sebagai Ketua umum HMI cabang Makassar.
Tanpa bermaksud mengecilkan para alumnus lain, berikut 6 jebolan HMI yang mempunyai karir gemilang di pemerintahan:
Jusuf Kalla
Selama berkarir di HMI, JK yang merupakan jebolan fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin itu pernah menjabat sebagai Ketua umum HMI Cabang Makassar. sedangkan karir di pemerintahan dimulai di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI ke-4)
JK kemudian kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ke-5), namun mengundurkan diri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono. JK juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009.
JK juga sempat maju sebagai calon presiden bersama Partai Golkar namun dikalahkan oleh pasangan SBY-Boediono. Pada Pilpres 2014 lalu, JK kemudian kembali maju sebagai Wakil Presiden berpasangan dengan Joko Widodo dan berhasi memenangkan pertarungan Pilpres mengalahkan pasangan Prabowo Hatta.
Advertisement
Ade Komaruddin
Karier Ade Komaruddin di HMI berawal dari kampusnya di IAIN Syarif Hidayatullah. Ia kemudian terpilih menjadi ketua umum HMI Cabang Ciputat. Kariernya berlanjut setelah diangkat menjadi salah satu ketua bidang di Pengurus Besar (PB) HMI pada 1989. Setelah menyelesaikan tugas di PB HMI, pada 1993, Ade melanjutkan karir organisasi di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Karier politik Ade Komarudin dimulai saat ia terpilih untuk pertama kali sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar. Karier politiknya semakin menanjak setelah menjadi anggota DPR. Ade Komarudin ditunjuk sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar mendampingi Setya Novanto yang ditunjuk sebagai Ketua Fraksi. Pada 2014, Ade Komarudin ditunjuk menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar.
Pada 16 Desember 2015, Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR RI setelah terlibat dalam kasus permintaan saham PT Freeport Indonesia. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menunjuk Ade Komarudin sebagai Ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto.
Mohammad Mahfud MD
Mahfud MD memiliki karir cemerlang sebagai akademisi, politik dan di pemerintahan. Karirnya di HMI dimulai dari Universitas Islam Indonesia (UII). Ia pernah menjabat sebagai salah satu petinggi HMI cabang Yogyakarta. Â
Di pemerintahan Mahfud pernah menjabat sebagai anggota DPR dan Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar Doktor pada 1993 dari Universitas Gadjah Mada. Sebelum diangkat sebagai Menteri, Ia adalah pengajar dan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII).
Puncaknya, Mahfud pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi selama dua periode sejak 2008 hingga 2013. Saat ini, selain mengajar di berbagai universitas, Mahfud juga menjabat sebagai Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)
Advertisement
Zulkifli Hasan
Politisi yang juga merupakan salah satu pendiri Partai Amanat nasional ini memulai karir politiknya sebagai anggota DPR RI. karirinya di pemerintahan dimulai saat ia dipilih sebagai Menteri Kehutanan pada masa pemerintahan SBY- Boediono.
Di partainya, saat ini Zulkifli Hasan menjabat sebagai ketua umum setelah mengungguli Hatta Rajasa yang maju dalam pemilihan untuk yang kedua kalinya.
Puncak karirnya di politik, saat ini politisi asal Lampung itu menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menggantikan Sidarto Danusubroto sejak 8 Oktober 2014 untuk periode 2014 2019.
Harry Azhar Aziz
Karir Harry Azhar di HMI terbilang cukup moncer. Puncaknya Harry terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada 1983. Saat itu kondisi perpolitikan tengah memanas lantaran pemerintah Orde Baru memberlakukan asas tunggal Pancasila bagi seluruh organisasi.
Selepas di HMI, Harry kemudian memulai karier politiknya bersama Partai Golkar. Partai berlambang pohon beringin itu, ia lama menjabat sebagai anggota DPR Ri selama beberapa periode.
Pada tanggal 21 Oktober 2014, Harry terpilih sebagai Ketua BPK melalui pemungutan suara yang dilakukan oleh sembilan anggota. Harry mendapat lima suara, sedangkan pesaingnya Rizal Djalil mendapat empat suara.
Advertisement
Husni Kamil Malik
Sebelum menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni memulai karier HMI-nya dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, itu dikenal sebagai salah satu tokoh pemuda yang aktif di Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai Nahdliyin, saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama Sumatera Barat periode 2010-2015.
Sejak mahasiswa pada 1999, Husni Kamil Manik sudah aktif dalam dunia kepemiluan. Saat itu, dia menjadi pemantau pelaksanaan Pemilu 1999 dari Forum Rektor Seluruh Indonesia yang diikutsertakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pemantauan Pemilu.
Husni terpilih sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum sejak 12 April 2012 setelah sebelumnya menjabat sebagai komisioner KPU Provinsi Sumatera Barat sejak 2008.