Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mulyadi P. Tamsir, bersama kader lainnya mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini dilakukan untuk menunjukkan rasa ketersinggungan organisasinya kepada salah satu pimpinan KPK, Saut Situmorang.
Meski demikian, Mulyadi mengaku menerima permintaan maaf Saut. Namun, hal itu tidak membuat pihaknya mencabut laporan ke Mabes Polri.
"Secara pribadi dan sebagai orang beragama kita maafkan. Tapi secara hukum silakan Pak Saut menempuh jalur hukum," ucap Mulyadi di gedung KPK, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Mulyadi menegaskan, sulit untuk memaafkan Saut, sebab ucapannya tidak hanya menyakiti dirinya, tetapi perasaan seluruh kader HMI.
Baca Juga
"Secara pribadi saya terima, tapi ini menyangkut perasaan sekian ratus kader dan sekian juta alumni yang mengikuti LK 1. Jadi tidak serta-merta dengan minta maaf selesai. Ini peringatan keras juga kepada seluruh pejabat negara. Pejabat publik harus menjaga lisannya," ucap Mulyadi.
Mulyadi mengatakan saat ini hampir seluruh cabang HMI sudah melaporkan Saut ke polisi.
"Total cabang 202 itu dari HMI. Dan kemarin sudah ada 100-an dan hari ini ada yang terus melaporkan. Karena ini menyangkut perasaan kader bukan PB HMI. Jadi kader berhak melaporkan" ungkap Mulyadi.
Mulyadi pun akan ganti rugi kerusakan di gedung KPK akibat aksi demonstrasi kemarin.
"Kita akan lihat (kerusakannya). Kan, tidak ada kerusakan-kerusakan. Catnya kan bersih, kan," ucap Mulyadi.
Kemarahan HMI ini dipicu pernyataan Saut yang menyinggung para alumnusnya. Pada Kamis, 5 Mei 2016, di salah satu TV swasta Saut mengatakan, "Mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau di HMI minimal LK I, tetapi ketika menjadi pejabat mereka sangat jahat."