Liputan6.com, Jakarta - Teman-temannya memanggilnya Ani. Atau Nenek Rauf. Nama panjangnya adalah Siti Rahmani Rauf. Nenek Rauf adalah pengajar kelahiran Padang 5 Juni 1919 yang memopulerkan 'Ini Budi'. Selasa malam 10 Mei 2016, dunia pendidikan harus kehilangan anak bangsa yang berjasa dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Nenek Rauf Wafat di usia ke-96 tahun.
"Ini Budi. Ini Ibu Budi. Itu Bapak Budi. Ibu Budi Pergi ke Pasar."
Kalimat tersebut akrab di telinga mereka yang mengenyam pendidikan era 1980-an. Bila melintas di kelas 1, 2, atau 3 sekolah dasar, maka akan terdengar teriakan kompak para siswa yang membacakan kalimat tersebut mengikuti guru di depan kelas. Kalimat tersebut merupakan bagian dari pelajaran Mari Membaca Bahasa Indonesia tingkat dasar.
Tidak hanya kalimat. Dalam buku pelajaran tersebut juga tercantum gambar atau visual masing-masing tokoh, yakni Budi, Ibu Budi, Bapak Budi. Sehingga para siswa mudah untuk memahaminya.
Metode Mari Membaca tersebut rupanya efektif. Bagi Nenek Rauf yang menjadi pengajar sejak era pemerintahan Belanda, dengan mengenalkan metode membaca tersebut, para siswa didik tidak hanya lancar membaca, tapi juga mengenal karakter tokoh.
Baca Juga
Ada pun latar belakang lahirnya tokoh Budi adalah karena belum digunakannya sistem ejaan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dia lalu mempunyai ide untuk membuat sistem pembelajaran dengan menggunakan pola ejaan.
Pada 1980-an, Nenek Rauf yang pernah menjadi kepala sekolah SDN 5 Tanah Abang ini mempresentasikan pemikirannya tersebut di hadapan penerbit di bawah payung Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Gayung bersambut, penerbit dan juga Depdikbud menyukai ide tersebut dan mencetak buku dalam jumlah besar.
Juni 2014, akhirnya 'Budi' lulus dari sekolah dasar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh saat itu resmi menghapuskan 'Ini Budi' dalam pelajaran Bahasa Indonesia. M Nuh lalu menggantikan sosok 'Budi' dengan beragam tokoh yang mencerminkan keanekaragaman suku di Indonesia.
Advertisement
Nenek Rauf meninggal di usia 96. Almarhumah mengembuskan nafas terakhir pada Selasa 10 Mei 2016, sekitar pukul 21.30 WIB. Rencananya jenazah akan dimakamkan Rabu (11/5/2016) siang ini di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.