Liputan6.com, Jakarta - Beredarnya isu pihak Istana mendukung salah satu calon ketua umum Partai Golkar jelang musyawarah nasional luar biasa (Munaslub), menimbulkan polemik di partai berlambang beringin itu.
Calon ketua umum Golkar Priyo Budi Santoso akhirnya angkat bicara. Menurut dia, isu ini mengganggu pada saat partainya tengah berbenah.
"Itu tidak baik di saat Golkar ingin berbenah dan ingin memulai tradisi baru yang demokratis dalam memilih ketua umumnya," ujar Priyo saat dikonfirmasi, Rabu (12/5/2016).
Beredarnya isu pertarungan bakal didominasi dua calon ketua umum, menurut Priyo, juga membuat beberapa pihak merasa tidak nyaman, termasuk dirinya.
"Ini membuat kami semua tidak nyaman dan mohon agar itu dihentikan. Calon ketum Golkar itu ada delapan, tidak hanya dua orang. Dan kami berdelapan adalah kader unggulan Partai Golkar," kata dia
Karena itu, Priyo meminta semua kader Golkar agar berbenah dengan tradisi baru, yang demokratis dan bersih.
Baca Juga
"Saya dan banyak teman lain tetap bertekad untuk kawal munaslub yang baik, demokratis, dan bersih," kata dia.
Priyo mengatakan, siapa pun yang terpilih nanti, dipastikan akan tetap mendukung pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, termasuk dirinya.
"Saya sendiri berencana, jika terpilih sebagai ketum, saya tidak ragu sedikit pun membawa Golkar bekerja sama dan mendukung pemerintahan Jokowi-JK," pungkas Priyo.
Sempat beredar isu bahwa pertarungan dalam Munaslub Golkar hanya akan didominasi Setya Novanto dan Ade Komaruddin.
Setya disebut-sebut mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sedangkan Ade mendapat dukungan dari Jusuf Kalla.
Namun pihak Istana membantah isu tersebut. Istana menyatakan netral dan tak ada yang mendukung salah satu calon ketua umum Golkar.